REPUBLIKA.CO.ID,SEMARANG -- Sirkulasi siklonik yang terjadi di selatan Jawa Tengah --disebut-- menjadi penyebab terjadinya bencana hidrometerologi di beberapa wilayah di Kabupaten Semarang dan Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah pada Selasa (11/1).
Berdasarkan analisis Badan Meterologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi Kelas II Ahmad Yani Semarang, Sirkulasi siklonik yang terjadi di selatan Jawa Tengah menyebabkan adanya belokan angin dan konvergensi di wilayah Jawa Tengah.
Kondisi ini menyebabkan terjadinya peningkatan pembentukan awan cumulonimbus dengan potensi hujan intensitas sedang – lebat disertai petir dan dapat disertai dan/ atau didahului angin kencang di wilayah Kabupaten Semarang dan Pemalang.
Kelembapan relatif yang tinggi pada lapisan 850 – 500 mb berkisar antara 70 - 100 persen didukung dengan nilai indeks labilitas yang cenderung labil di wilayah kejadian mendukung untuk terbentuknya awan cumulonimbus di sekitar wilayah Kabupaten Semarang dan Pemalang.
"Analisa Citra satelit himawari menunjukan adanya pertumbuhan awan konvektif antara pukul 13.00 WIB- 17.30 WIB dengan suhu puncak awan hingga (-100) °C di wilayah Kedua daerah tersebut," jelas Kepala Stasiun Meteorologi Kelas II Ahmad Yani Semarang, Sutikno.
Berdasarkan informasi di lapangan, lanjutnya, angin kencang menyebabkan pohon tumbang di wilayah Jalan Nasional Semarang - Solo, Pudakpayung, Kecamatan Banyumanik, Kota Semarang.
Di wilayah Kabupaten Semarang
Angin puting beliung di Dusun Kalongan, Desa Kalongan, Kecamatan Ungaran Timur mengakibatkan pohon tumbang serta atap rumah dan warung tertiup angin.
Sedangkan angin kencang dan hujan lebat di wilayah Kelurahan Paduraksa, Kecamatan Pemalang, Kabupaten Pemalang menyebabkan pohon jenis sonokeling tumbang.
"Dampak kejadian ini, mengakibatkan 14 tiang listrik roboh tertimpa pohon dan menyebabkan beberapa mobil mengalami kerusakan," jelas Sutikno melalui keterangan tertulis yang diterima Republika.