REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG—Neraca ekspor produk nonmigas asal Jawa Tengah ke negara Singapura mengalami pertumbuhan yang positif meski di tengah situasi pandemi Covid-19.
Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Provinsi Jawa Tengah mencatat, hingga Oktober 2021, neraca ekspor Jawa Tengah ke negara Singapura mencapai 72 juta Dillar AS. Jika dibandingkan dengan neraca ekspor pada periode yang sama pada 2020, angka tersebut mengalami kenaikan (tumbuh) sekitar 20 persen.
"Pertumbuhan neraca ekspor ini dibukukan di tengah pandemi," ungkap Kepala Disperindag Provinsi Jawa Tengah, Arif Sambodo saat mendampingi Gubernur Jawa Tengah menyaksikan pengiriman perdana produk UMKM Jawa Tengah menggunakan kargo udara, di bandara Internasional Jenderal Ahmad Yani, Kota Semarang, Kamis (13/1).
Menurutnya, produk unggulan ekspor Jawa Tengah ke negara Singapura sampai saat ini masih didominasi oleh produk furniture serta garmen.
Namun, dari 10 besar produk ekspor, kebanyakan masih dicatatkan produk industri pengolahan dan IKM. Sementara untuk produk- produk hortikultura dan perikanan masih berada di urutan yang ke-10.
Sementara Disperindag juga mencatat, untuk potensi ekspor ke Singapura yang masih bisa ditingkatkan adalah alas kaki serta berbagai barang kerajinan dari kulit.
"Secara keseluruhan ekspor untuk alas kaki ke negara Singapura pertumbuhannya cukup bagus, pun demikian dengan aneka kerajinan dari bahan kulit," tambah Arif Sambodo.