REPUBLIKA.CO.ID, SOLO -- Pemerintah Kota (Pemkot) Solo, Jawa Tengah, segera melakukan penataan kepada para pedagang kaki lima (PKL) Shelter Manahan sebagai persiapan menjelang Piala Dunia U-20 pada 2023 mendatang. Stadion Manahan di Solo menjadi salah satu venue perhelatan akbar olahraga sepak bola dunia usia di bawah 20 tahun tersebut.
Sebelumnya, Piala Dunia U-20 direncanakan digelar pada 2021. Namun, lantaran pandemi Covid-19 masih berlangsung, maka federasi sepakbola Internasional (FIFA) menunda pelaksanaan Piala Dunia U-20 pada 2023. Indonesia tetap menjadi tuan rumah perhelatan tersebut.
Ada sejumlah stadion di berbagai kota di Indonesia yang ditunjuk menjadi venue, salah satunya Stadion Manahan Solo. Pada 2020, pemkot sudah menyosialisasikan terkait rencana penataan PKL Shelter Manahan kepada pada pedagang. Dengan adanya penundaan jadwal, maka penataan juga diundur.
Kepala Dinas Perdagangan Kota Solo, Heru Sunardi mengatakan, sosialisasi kepada para pedagang sudah dilaksanakan sejak zaman Wali Kota FX Hadi Rudyatmo. Nantinya, kawasan di sekitar Stadion Manahan akan ditata dijadikan jalir pejalan kaki (pedestrian) beserta tanaman.
"Selama pembangunan para pelaku usaha di shelter itu akan mandiri, mereka menempati rumah sendiri atau menyewa. Setelah selesai nanti akan diatur SOP-nya, jualan yang diatur, ditaati, dipenuhi," kata Heru kepada wartawan, Kamis (13/1).
Heru menyebut, Disdag telah memiliki data jumlah PKL yang berjualan di Shelter Manahan sebanyak 132 PKL. Penataan akan dilaksanakan oleh Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) berikut anggarannya.
"Sana itu pedagang menginginkan sebisa mungkin masih boleh jualan shelter di Manahan. Kedua, selama ada jaminan masih boleh berjualan di shelter Manahan, mereka selama pembangunan tidak usah disiapkan pasar darurat, karena mencari sulit. Yang ketiga, data terkunci, data terakhir itu," jelas Heru.
Sementara itu, Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka menegaskan, pedagang PKL Shelter Manahan sudah dipanggil terkait rencana penataan. "Sudah kami panggil pedagang-pedagangnya. Segera (pindah). Ini biar persiapan dulu. Tapi sosialisasi sudah lama banget. Persiapan Piala Dunia U-20 pada 2023," ujarnya.
Terkait lokasi pindah untuk pedagang, Gibran belum bisa memastikan. Nantinya, bekas Shelter PKL di Manahan akan diratakan kemudian dijadikan taman dan pedestrian. "Nanti kita full untuk pedestrian dan tanaman. Untuk lokasi nanti tanya Pak Kepala Disdag saja," ujar Gibran.
Salah satu pedagang di Shelter Manahan, Surati menyatakan, pada 2020 sudah ada sosialisasi penataan PKL Shelter Manahan. Saat itu, para pedagang diberi tenggat sampai 1 Januari 2021 untuk pindah. Dia juga sudah mencari tempat untuk lokasi berjualan.
Bahkan, pedagang lainnya sudah ada yang membayar uang muka kontrakan baru untuk berdagang. "Tapi kemudian ditunda. Kami masih bisa berjualan di sini. Kalau yang sekarang belum ada sosialisasi. Sebenarnya kami inginnya kalau dipindah masih bisa berjualan dalam satu lokasi, tidak dipencar-pencar," kata Surati.