Jumat 14 Jan 2022 17:17 WIB

Faktor Kelelahan Diduga Penyebab Meninggalnya Asif I

Tidak ditemukan tanda- tanda bekas kekerasan fisik pada tubuh mahasiswi tersebut.

Rep: Bowo Pribadi/ Red: Muhammad Fakhruddin
Faktor Kelelahan Diduga Penyebab Meninggalnya Asif I (ilustrasi).
Foto: www.123rf.com
Faktor Kelelahan Diduga Penyebab Meninggalnya Asif I (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID,SALATIGA -- Asif I Ahany (19), mahasiswi yang meninggal dunia sebelumnya mengikuti kegiatan perekrutan anggota baru Mapala IAIN Salatiga, di gunung Telomoyo wilayah Kabupaten Semarang. Informasi ini terungkap dari keterangan yang dihimpun petugas Polsek Tingkir.

“Berdasarkan keterangan rekan- rekan korban, diketahui bahwa korban mengikuti kegiatan Mapala berupa perekrutan anggota baru di gunung Telomoyo sejak hari Jumat, 7 Januari hingga Rabu 12 Januari 2022,” ungkap Kasi Humas Polres Salatiga, AKP Hari Slamet Trianto, di Salatiga, Jawa Tengah, Jumat (14/1).

Baca Juga

Kegiatan di gunung Telomoyo tersebut, lanjutnya, merupakan kegiatan rutin tahunan yang diselenggarakan oleh salah satu Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) IAIN Salatiga tersebut, dalam merekrut anggota baru.

Diduga, mahasiswi asal Dusun Gamolan RT 10/ RW 03 Desa Segiri, Kecamatan Pabelan, Kabupaten Semarang tersebut meninggal dunia karena penurunan kondisi fisik akibat kelelahan, usai mengikuti kegiatan perekrutan anggota baru Mapala IAIN Salatiga tersebut.  

Kondisi cuaca yang cenderung ekstrim selama kegiatan berlangsung diduga menjadi penyebab  peserta rentan mengalami penurunan kondisi kesehatan. Seperti yang dialami oleh Asif I Ahany yang kondisi kesehatannya terus menurun setelah mengikuti kegiatan.

Hingga hari Kamis 13 Januari 2022, kondisi kesehatannya semakin memburuk hingga akhirnya tidak sadarkan diri dan akhirnya dilarikan ke IGD Rumah Sakit Dinas Kesehatan Tentara (DKT) dr Asmir, Kota Salatiga.

“Kendati tim medis rumah sakit tersebut sudah melakukan pemeriksaan dan mengambil tindakan medis namun nyawa korban tidak tertolong hingga akhirnya Asif dinyatakan meninggal pada Kamis malam pukul 22.30 WIB,” ungkapnya.

Ia juga menyampaikan, berdasarkan hasil pemeriksaan yang dilakukan oleh tim dokter RS DKT dr Asmir Salatiga, tidak ditemukan tanda- tanda bekas kekerasan fisik pada tubuh mahasiswi tersebut.

Keluarga korban yang mendapat informasi perihalnya mahsiswi ini bisa memahami setelah mengetahui kronologis kejadian dan kondisi korban. “Sehingga pihak keluarga menyatakan menerima atas meninggalnya mahasiswi tersebut,” tegasnya.

Sementara itu, Kabid Humas Polda Jawa Tengah, Kombes Pol Iqbal Alqudusy yang dikonfirmasi membenarkan. “Pihak keluarga juga tidak ingin dilakukan otopsi terhadap almarhumah. Itu tertuang pada surat pernyataan keluarga,” jelasnya.

Kabid Humas menghimbau kepada masyarakat untuk mempertimbangkan faktor cuaca dan kesiapan fisik sebelum melaksanakan kegiatan out door. Di masa pandemi, protokol kesehatan juga harus diutamakan dan menghindari kegiatan yang mengundang kerumunan.

“Guna mencegah terulangnya kejadian serupa --hingga cuaca kembali membaik-- kami imbau agar segala kegiatan dilakukan melalui online. Bila mengharuskan tatap muka agar dilakukan dalam ruangan dengan tetap mematuhi protokol kesehatan,” tambah Iqbal.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement