Rabu 19 Jan 2022 21:05 WIB

Wali Kota Surabaya Temukan Utilitas Berserakan di Saluran Air

Eri berharap para pemilik itu kembali menata utilitas yang kondisinya berserakan.

Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi (kedua kiri) memimpin langsung pembersihan saluran air dari sampah di Jalan Ngagel Timur, Surabaya, Jawa Timur, Selasa (18/1/2022). Pembersihan saluran air dari sampah di kawasan itu agar kawasan tersebut tidak tergenang air saat hujan.
Foto: ANTARA/Didik Suhartono
Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi (kedua kiri) memimpin langsung pembersihan saluran air dari sampah di Jalan Ngagel Timur, Surabaya, Jawa Timur, Selasa (18/1/2022). Pembersihan saluran air dari sampah di kawasan itu agar kawasan tersebut tidak tergenang air saat hujan.

REPUBLIKA.CO.ID,SURABAYA -- Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi menemukan utilitas yang kondisinya berserakan dan berpotensi menimbulkan genangan saat hujan deras di kawasan Jalan Ngagel Timur, Kota Surabaya, Jawa Timur.

"Sudah saya sampaikan. Semua utilitas yang ada di seluruh saluran itu agar dilihat, ada izinnya atau tidak. Itu diumumkan selama 7 hari, kalau 7 hari diumumkan tidak ada yang mengakui, ketok (putus)," kata Wali Kota Eri Cahyadi di Surabaya Rabu (19/1/2022).

Baca Juga

Menurut Eri, utilitas yang kondisinya berserakan tersebut ditemukannya saat melakukan pengecekan saluran air di kawasan Jalan Ngagel Timur pada Selasa (18/1) sore. Oleh karena itu, Eri menginstruksikan jajarannya agar melakukan pengecekan izin utilitas yang terpasang di dalam saluran tersebut.

Meskipun sudah memiliki izin, Eri berharap, para pemilik itu kembali menata utilitas yang kondisinya berserakan. Eri mengatakan, utilitas yang dipasang melintas di dalam saluran, tentu saja dapat berdampak terhadap kelancaran aliran air.

Apalagi, lanjut dia, ketika utilitas hanya dilewatkan tanpa ditempel atau dilakukan penataan, justru akan menjadi penyebab menumpuknya sampah di saluran. "Karena itu kenapa crossing saluran tidak bisa jalan, karena sampahnya berhenti di kabel-kabel (utilitas)," katanya.

Tak hanya permasalahan utilitas di dalam saluran, Eri juga meminta pedagang kaki lima (PKL) yang berdiri di atas saluran, juga perlu dilakukan penataan. Karenanya, dia menginstruksikan lurah dan camat agar memperhatikan hal tersebut.

"Kalau pun boleh (berdagang) ya ditata, karena bagaimanapun mereka (PKL) adalah warga Surabaya yang harus kita jaga ekonominya. Tapi jangan sampai keberadaan mereka kemudian mengganggu saluran," ujarnya.

Mantan Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Kota (Bappeko) Surabaya itu juga menyatakan, bahwa pekerjaan rumah (PR) Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya saat ini adalah bagaimana ketika hujan turun, tidak ada genangan. "Yang selalu saya sampaikan ke teman-teman, tantangan kita adalah ketika hujan tidak ada genangan. Kalau hujan turun ada genangan, ketika hujan reda surut, itu biasa," ujarnya.

Untuk mencegah genangan, Eri mengaku, juga menggerakkan unit mobil Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan (PMKP). Mobil tersebut disiapkan sebagai langkah taktis untuk menyelesaikan genangan yang timbul.

"Karena itu ketika (pengerjaan) saluran primer belum selesai, kami gunakan mobil Dinas PMKP serta gerakkan seluruh camat dan lurah di Surabaya. Alhamdulilah ketika hujan turun, seluruh camat dan lurah turun," katanya.

sumber : ANTARA
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement