REPUBLIKA.CO.ID,KEDIRI -- Pemerintah Kota Kediri, Jawa Timur, memastikan bahwa vaksin yang diberikan untuk warga tidak ada atau nihil kedaluwarsa, sehingga masyarakat tidak perlu khawatir terkait kondisi vaksin.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Kota Kediri Hendik Suprianto mengatakan petugas selalu mengecek tanggal kedaluwarsa dari vaksin COVID-19, sehingga masih dalam masa aman. "Kami selalu cek, dan vaksin pun baru. Kemarin baru datang vaksinModerna dan langsung diberikan kepada warga penerima," kata Hendi di Kediri, Kamis (20/1/2022).
Ia mengungkapkan, Kota Kediri menerima jenis vaksin COVID-19 yang beragam. Hal itu juga untuk memenuhi kebutuhan vaksinasi warga baik untuk dosis pertama, kedua, maupun untuk booster COVID-19.
Menurut dia, jenis vaksin yang diberikan termasuk untuk booster. Hal ini sesuai dengan surat edaran tentang vaksinasi lanjutan (booster).
Dari surat Kementerian Kesehatan RI melalui Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit tentang vaksinasi COVID-19 Dosis Lanjutan (Booster) dijelaskan bahwa vaksinasi booster diselenggarakan oleh pemerintah dengan sasaran masyarakat usia 18 tahun ke atas dengan prioritas kelompok lanjut usia (Lansia) dan penderita imunokompromais.
Penerima vaksinasi booster berusia 18 tahun ke atas dan telah mendapatkan vaksinasi primer dosis lengkap minimal enam bulan sebelumnya. Untuk Jenis vaksin yang digunakan antara lain, untuk sasaran dengan dosis primer Sinovac maka diberikan vaksin AstraZeneca separuh dosis (0,25 mili liter) atau vaksin Pfizer separuh dosis (0,15 mili liter).
Untuk sasaran dengan dosis primer AstraZeneca maka diberikan vaksin Moderna separuh dosis (0,25 mili liter) atau vaksin Pfizer separuh dosis (0,15 mili liter). "Untuk vaksin ketiga booster itu tidak sama. Boosternya di Kediri tidak hanya Moderna, kemarin juga AstraZeneca bagi yang dosis pertama dan keduanya Sinovac," jelas dia.
Sementara itu, terkait dengan capaian vaksinasi anak usia 6-11 tahun di Kota Kediri, untuk dosis pertama 87,42 persen dan dosis kedua adalah 15,61 persen.
Sebelumnya dijelaskan bahwa dalam rapat kerja bersama Komisi IX DPR, Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin membeberkan bahwa terdapat 1,1 juta dosis vaksin COVID-19 kedaluwarsa. Mayoritas vaksin kedaluwarsa tersebut merupakan donasi gratis dari negara-negara maju.
Vaksin tersebut diketahui expired (kedaluwarsa) sampai Desember 2021. Jenisnya juga beragam merek vaksin dan yang paling banyak berupa AstraZeneca, Pfizer, dan Moderna.