Ahad 23 Jan 2022 16:06 WIB

Jarak Luncur Awan Panas Merapi Masih 2.000-2.500 Meter

Masyarakat sekitar agar mengantisipasi gangguan abu vulkanik dari erupsi Merapi.

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Yusuf Assidiq
Gunung Merapi terlihat jelas dari kawasan wisata Kali Adem, Cangkringan, Sleman, Yogyakarta. Saat pagi pengunjung biasanya menikmati trekking di melihat Gunung Merapi saat pagi. Jika cerah Gunung Merapi akan terlihat sangat jelas dari spot Kali Adem. Ada juga menara pantau jika ingin melihat dari tempat yang tinggi.
Foto: Wihdan Hidayat / Republika
Gunung Merapi terlihat jelas dari kawasan wisata Kali Adem, Cangkringan, Sleman, Yogyakarta. Saat pagi pengunjung biasanya menikmati trekking di melihat Gunung Merapi saat pagi. Jika cerah Gunung Merapi akan terlihat sangat jelas dari spot Kali Adem. Ada juga menara pantau jika ingin melihat dari tempat yang tinggi.

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Aktivitas vulkanik Gunung Merapi pada periode pengamatan 14-22 Januari 2022 masih cukup tinggi. Bahkan, jarak luncur dari aktivitas kegempaan berupa guguran lava pijar maupun guguran awan panas masih berkisar 2.000-2.500 meter.

Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) melaporkan, pekan ini ada 100 lava pijar berjarak luncur maksimum 2.000 meter. Lalu, tiga awan panas berjarak luncur 2.000-2.500 meter mengarah ke barat daya.

Cuaca di sekitar Gunung Merapi cerah pada pagi dan malam hari, sedangkan siang dan sore hari berkabut. Berdasarkan analisis morfologi, tidak teramati perubahan morfologi yang signifikan baik pada kubah lava barat daya maupun kubah tengah.

Volume kubah lava barat daya 1.670.000 meter kubik dan kubah tengah 3.007.000 meter kubik. Intensitas kegempaan pekan ini masih cukup tinggi, deformasi yang dipantau EDM pekan ini menunjukkan pemendekan jarak 0,2 centimeter per hari.

Kepala BPPTKG, Hanik Humaida mengatakan, intensitas curah hujan 62 milimeter per jam selama 40 menit di Pos Kaliurang pada 17 Januari 2022. Tidak dilaporkan ada lahar maupun penambahan aliran di sungai-sungai yang berhulu di Gunung Merapi.

"Kesimpulan, aktivitas vulkanik Gunung Merapi masih cukup tinggi berupa erupsi efusif. Status aktivitas ditetapkan dalam tingkat siaga," kata Hanik.

Potensi bahaya saat ini berupa guguran lava dan awan panas sektor tenggara dan barat daya. Sejauh maksimal tiga kilometer ke arah Sungai Woro dan sejauh lima kilometer ke Sungai Gendol, Kuning, Boyong, Bedog, Krasak, Bebeng, dan Putih.

Sedangkan, lontaran material vulkanik bila terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau radius tiga kilometer dari puncak Merapi. Hanik mengimbau masyarakat sekitar agar mengantisipasi gangguan abu vulkanik dari erupsi Gunung Merapi.

Selain itu, ia mengimbau masyarakat agar mewaspadai bahaya lahar, terutama saat terjadi hujan di sekitar Merapi. Penambangan di alur sungai-sungai yang berhulu di Merapi dalam Kawasan Rawan Bencana (KRB) III direkomendasikan dihentikan.

"Pelaku wisata direkomendasi tidak melakukan kegiatan di daerah potensi bahaya dan bukaan kawah sejauh lima kilometer dari puncak Merapi," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement