Rabu 26 Jan 2022 14:18 WIB

Kasus DBD di Jatim Melonjak, Terbanyak di Bojonegoro

Preventif, promotif jauh lebih efektif terkait dengan penanganan DBD.

Pengasapan cegah demam berdarah (ilustrasi)
Foto: Republika/Rakhmawaty La'lang
Pengasapan cegah demam berdarah (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Kepala Dinas Kesehatan Jawa Timur dr Erwin Astha Triyonno mengungkapkan kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di wilayah setempat selama 1-24 Januari 2022 mengalami lonjakan.  Dari data Dinkes Jatim, selama 1-24 Januari 2022 ada sebanyak 977 orang yang terkena DBD.  

Kasus terbanyak tercatat di Bojonegoro dengan 112 orang terjangkit. "Disusul Nganjuk 72 orang, Malang 66 orang, Ponorogo dan Sidoarjo masing-masing 53 orang," kata Erwin di Surabaya, Rabu (26/1).

Dari jumlah tersebut, sebanyak 17 orang meninggal dunia. Kematian DBD tertinggi hingga 24 Januari 2022, Pamekasan tiga orang, Bojonegoro dua orang, Nganjuk dua orang, Bangkalan satu orang, dan Kediri satu orang.

Dengan adanya lonjakan kasus tersebut, Erwin mengajak masyarakat agar tidak melupakan bahaya DBD. Meski sekarang ini fokus pada Covid-19 varian Omicron. Menurut dia,  preventif, promotif jauh lebih efektif terkait dengan penanganan DBD.

Dalam hal ini 3M dikunci untuk mencegah jangan sampai kasusnya membludak atau meningkat. Kemudian, sambung Erwin, edukasi menjadi pilihan terbaik. Karena demam berdarah tidak lepas dari faktor utamanya nyamuk.

Sehingga ke depan, edukasi ke masyarakat terkait 3M menjadi kunci terbaik  "Dimaksimalkan penggunaan fogging atau abate tapi sesuai indikasi. Indikasi terbaik fogging adalah ketika ada pasien di situ. Bisa dilakukan fogging untuk membunuh nyamuk-nyamuk dewasa. Sedangkan abate untuk jentik-jentiknya," kata dia.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement