REPUBLIKA.CO.ID,YOGYAKARTA -- Pemerintah Kota (Pemkot) Yogyakarta mulai menyelenggarakan vaksinasi booster untuk ASN dan guru. Total ada 12 ribu ASN dan guru yang mendapatkan vaksin booster.
ASN dan guru ini diberikan vaksin booster setelah sebelumnya Pemkot Yogyakarta juga sudah mulai memberikan booster untuk lansia. Wakil Wali Kota Yogyakarta, Heroe Poerwadi mengatakan, ASN dan guru ini menjadi prioritas setelah lansia mengingat termasuk dalam kelompok pelayanan publik yang berhubungan langsung dengan masyarakat.
"Kita mengalokasikan pada pelayan publik karena tingkat sentuhan kontak erat dengan masyarakat paling tinggi. Semua yang punya mobilitas dan kontak erat tinggi kita prioritaskan untuk booster ini," kata Heroe di Yogyakarta, Kamis (27/1).
Selain itu, vaksinasi booster untuk guru juga dinilai penting dalam rangka mendukung kegiatan pembelajaran tatap muka (PTM) 100 persen. Melalui booster tersebut, diharapkan dapat mencegah potensi penularan Covid-19 di sekolah, meskipun sudah ada ditemukan kasus di SMA Negeri 8 Yogyakarta.
“Apalagi untuk guru bersamaan dengan PTM 100 persen, maka harapan kami anak-anak yang sudah vaksin dan guru semakin kebal karena sudah dua kali vaksin ditambah booster," tambah Heroe.
Pihaknya pun menargetkan vaksinasi booster untuk ASN dan guru ini dapat diselesaikan pekan depan. Per harinya, ditargetkan setidaknya dua ribu ASN dan guru yang tervaksin.
"Para ASN dan guru dijadwalkan vaksinasi booster berdasarkan undangan. Jenis vaksin yang dipakai untuk vaksinasi booster ASN dan guru di Kota Yogyakarta adalah Pfizer," ujarnya.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Yogyakarta, Emma Rahmi Aryani mengatakan, ada beberapa ASN yang harus ditunda untuk mendapatkan booster. Hal ini dikarenakan ada ASN yang tengah hamil dan terkendala dengan syarat vaksinasi booster bagi ibu hamil yang belum ada dari pemerintah pusat.
"Vaksin booster ibu hamil masih menunggu aturan dari pusat, makanya ada beberapa ASN yang kita tunda karena hamil," kata Emma.
Seperti diketahui, dua siswa SMA Negeri 8 Yogyakarta ditemukan positif Covid-19 selama PTM 100 persen berlangsung. Pemerintah Daerah (Pemda) DIY pun melakukan evaluasi dalam penyelenggaraan PTM yang sudah 100 persen tersebut.
Sekretaris Daerah (Sekda) DIY, Kadarmanta Baskara Aji mengatakan, PTM pun akan dilakukan penyesuaian dengan menyelenggarakan secara terbatas. Hal ini juga mengingat bahwa kasus terkonfirmasi positif di DIY dalam beberapa hari terakhir mulai meningkat yakni dilaporkan di atas 20 kasus per hari.
"Karena kasus ini meningkat dan ada beberapa kasus di sekolah, maka kalau perlu jangan full dulu (PTM). Bisa 50 persen dulu atau 70 persen dulu untuk waktu tatap muka maupun untuk jumlahnya(kapasitasnya)," kata Aji.
Aji menjelaskan, Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) DIY sudah melakukan penanganan terkait dua kasus yang ditemukan di SMA Negeri 8 Yogyakarta tersebut, termasuk dilakukan tracing (pelacakan). Penghentian PTM di sekolah tersebut dilakukan dalam mengantisipasi penyebaran Covid-19 yang dapat meluas.