Ahad 30 Jan 2022 21:57 WIB

UGM dan SHS Kembangkan Riset Padi Aromatik

SHS memiliki lahan sekitar 3200 hektar sawah teknis dengan pengairan terus-menerus.

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Muhammad Fakhruddin
UGM dan SHS Kembangkan Riset Padi Aromatik (ilustrasi).
Foto: Wahyu Suryana.
UGM dan SHS Kembangkan Riset Padi Aromatik (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID,SLEMAN -- Universitas Gadjah Mada (UGM) dan PT Sang Hyang Seri (SHS) menjalin kerja sama riset bidang pertanian. Kerja sama ini dilaksanakan dalam bentuk pengembangan varietas-varietas baru, khususnya untuk padi dan kedelai lokal.

Kerja sama melibatkan peneliti UGM ini diharapkan bisa meningkatkan produksi padi milik SHS yang sebelumnya enam ton per hektar menjadi delapan ton per hektar. Ada di 3.200 hektar area persawahan Kampung Sukamandi, Kabupaten Subang, Jawa Barat.

Baca Juga

Dirut PT SHS, Maryono mengatakan, SHS memiliki lahan sekitar 3200 hektar sawah teknis dengan pengairan terus-menerus. Selain mendorong peningkatan produksi, SHS akan menyediakan lahan seluas 12 hektar untuk pengembangan uji varietas baru.

"Khusus tanaman padi dan kedelai dari hasil riset inovasi peneliti UGM. Dari informasi Pak Jaka Widada (Dekan Pertanian UGM), padi aromatik bisa hasilkan 12 ton, kita bisa dicoba di sana," kata Maryono, Jumat (28/1).

Ia menilai, riset varietas baru kedelai kuning dari UGM potensial menghasilkan sekitar 9 ton per hektar. Bila mampu menghasilkan produksi per hektar sebanyak itu menurutnya sangat bagus dalam pengembangan bisnis pertanian.

"Saya kira ini varietas baru yang luar biasa, kita belum ke arah jual benih, namun kita coba dulu di sana (Sukamandi)," ujar Maryono.

Di area SHS produksi kedelai hanya mampu hasilkan 3-4 ton per hektar. Sedangkan, produksi beras menggunakan Inpari 32 dan Inpari 42 yang mengelola 3.200 hektar. Sekitar 2.000 hektare pengelolaan persawahan dimitrakan dengan petani sekitar.

Rektor UGM, Prof Panut Mulyono, menyampaikan apresiasi atas kerja sama riset di bidang pertanian ini. Ia menilai, akan banyak hasil riset dan inovasi UGM bisa dihilirisasi di lingkungan industri, sehingga bermanfaat bagi masyarakat luas.

"Kita senang sekali bisa kerja sama dengan industri. Semakin banyak riset yang bisa diaplikasikan dengan industri, sehingga bisa bermanfaat bagi masyarakat," kata Panut. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement