REPUBLIKA.CO.ID,PASURUAN -- Pemerintah Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur menyalurkan bantuan berupa bahan pokok dan obat-obatan kepada korban banjir di dua kecamatan, yakni Gondangwetan dan Nguling.
Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Pasuruan Ridwan Harris mengatakan faktor penyebab tergenang ribuan rumah di kecamatan tersebut murni karena intensitas hujan yang tinggi. "Terlebih, di dua wilayah tersebut merupakan kawasan yang dilalui dua sungai yang membawa material lumpur, yakni DAS Sungai Lawean dan Sungai Petung," ujarnya, Senin (7/2/2022).
Ia mengatakan untuk Kecamatan Gondangwetan, setidaknya ada empat desa terdampak, yakni Bajangan, Sekarputih, Bajangan, dan Ranggeh. Dari keempat desa ini, paling parah terjadi di Desa Sekarputih, di mana sekitar 750 rumah warga tergenang banjir.
Untuk Kecamatan Nguling ada dua desa, yakni Penunggul dengan 400 rumah warga yang tergenang banjir serta Nguling. "Dua sungai tersebut memang saluran buang. Pada saat musim kemarau, debitnya sangat sedikit. tapi pas musim penghujan, membawa material lumpur dan langsung menumpuk sehingga menggenangi rumah warga di Nguling dan Gondangwetan," kata dia.
Wakil Bupati Pasuruan Mujib Imron langsung menyalurkan bantuan ke semua warga terdampak di Desa Sekarputih dan Ranggeh, Kecamatan Gondangwetan serta diserahkan secara simbolis di Kompleks Yayasan Tarbiyah Islam Nguling dan Balai Desa Nguling.
Gus Mujib, sapaan akrabnya, mengharapkan bantuan yang diserahkan berupa sembako, makanan siap saji, mi goreng, biskuit, air mineral dan obat-obatan dan dengan bantuan tersebut, bisa sedikit meringankan beban warga yang masih kebanjiran.
"Kalau sudah kebanjiran, pasti tidak bisa ke mana-mana. Karena ada perabotan yang ditungguin. Ada keluarga yang harus dijaga. Makanya setidaknya bantuan ini bisa sedikit meringankan beban masyarakat," ujarnya.
Di sisi lain, dari tergenang banjir hingga meluber ke pemukiman, membuat tembok rumah Miati, warga Dusun Ranggeh Barat, Desa Ranggeh, Kecamatan Gondangwetan, jebol. Atas kejadian tersebut, Pemkab Pasuruan sedang melakukan penghitungan terhadap estimasi anggaran yang dipersiapkan untuk memperbaiki rumah tersebut.
"Terhadap rumah warga yang jebol atau rusak, kami masih melakukan penghitungan. Asesmendilakukan sampai nanti keluar hasil untuk berapa nilai yang diperlukan untuk memperbaiki rumah warga yang rusak akibat diterjang air banjir," katanya.