REPUBLIKA.CO.ID,JEMBER -- Puluhan mahasiswa yang tergabung dalam Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) dan Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) Jember aksi solidaritas Wadas di dua tempat yang berbeda yakni di bundaran DPRD dan Mapolres Jember, Jawa Timur, Jumat sore (11/2/2022).
"Kami mendesak pengusutan kasus Wadas secara tuntas oleh oknum polisi, TNI, dan Satpol PP yang telah melakukan kriminalisasi dan kekerasan terhadap warga sipil," kata koordinator aksi PMII Jember Haris Prayogi di depan Mapolres Jember.
Menurutnya aparat telah melakukan kriminalisasi dan kekerasan terhadap warga sipil, sehingga mendesak Kapolri dan Panglima TNI untuk menarik mundur pasukannya. "Tindakan yang dilakukan oleh oknum polisi, TNI, dan Satpol PP telah melanggar HAM dan perampasan ruang hidup, sehingga kami mengajak seluruh elemen masyarakat sipil solid membela warga di Desa Ngadas," tuturnya.
Sementara itu puluhan mahasiswa GMNI berunjuk rasa di bundaran DPRD Jember dan melakukan aksi teatrikal yang menggambarkan tindakan represif aparat dalam menghadapi warga yang menolak rencana penambangan di Desa Wadas, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah.
"Mendesak Polda Jawa Tengah untuk segera menarik mundur aparat kepolisian dari wilayah Desa Wadas dan mengecam tindakan represif yang dilakukan aparat," kata Ketua GMNI Jember Dyno Suryadhoni di bundaran DPRD Jember.
Selain itu, lanjut dia, mendesak pemerintah untuk menghentikan rencana pertambangan batu andesit di Desa Wadas dalam memenuhi kebutuhan material pembangunan Proyek Strategis Nasional (PSN) Bendungan Bener.
"Kami mengajak kepada seluruh rakyat untuk bersolidaritas mendukung perjuangan rakyat Wadas dalam mempertahankan lingkungan dan ruang hidup dari ancaman pertambangan batu andesit," katanya.
Aksi solidaritas Wadas dari dua elemen mahasiswa itu dijaga ketat aparat kepolisian, namun demonstrasi berjalan tertib dan tidak ada aksi kekerasan yang dilakukan mahasiswa.