REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Timur mencatat terjadinya penurunan ekspor sebesar 11,17 persen pada Januari 2022 jika dibandingkan Desember 2021. Yaitu dari 2,05 miliar dolar AS menjadi 1,82 miliar dolar AS. Meski demikian, jika dibandingkan Januari 2021, nilai ekspor Jatim mengalami peningkatan sebesar 18,66 persen.
Kepala BPS Jatim Dadang Hardiwan menjelaskan, penurunan nilai ekspor dibanding bulan lalu disebabkan defisit kinerja ekspor, baik sektor migas maupun non migas. Apabila dibandingkan bulan sebelumnya, ekspor sektor nonmigas mengalami penurunan sebesar 10,26 persen, yaitu dari 1,98 miliar dolar AS menjadi 1,78 miliar dolar AS.
"Nilai ekspor sektor nonmigas tersebut menyumbang sebesar 97,83 persen dari total ekspor bulan ini (Januari)" ujar Dadang saat menggelar konferensi pers secara virtual, Selasa (15/2).
Begitupun nilai ekspor sektor migas yang mengalami penurunan sebesar 38,95 persen jika dibandingkan bulan sebelumnya. Yaitu dari 64,62 juta dolar AS menjadi 39,45 juta dolar AS. Meskipun peranan ekspor sektor migas hanya menyumbang 2,17 persen dari total ekspor Jawa Timur.
Pada Januari 2022, golongan Kayu, Barang dari Kayu menjadi komoditas ekspor nonmigas utama Jawa Timur dengan nilai transaksi sebesar 162,25 juta dolar AS. Turun sebesar 15,80 persen jika dibandingkan bulan sebelumnya yang mencapai 192,70 juta dolar AS. Komoditas ini berkontribusi 9,12 persen pada total ekspor nonmigas Jawa Timur.
"Paling banyak diekspor ke Amerika Serikat dengan nilai 39,26 juta dolar AS," ujarnya.
Pada Januari 2022, Amerika Serikat adalah negara tujuan utama ekspor Jawa Timur. Kudiam disusul ke Jepang dan Tiongkok. Ekspor nonmigas Jawa Timur ke Amerika Serikat mencapai 361,58 juta dolar AS. Sedangkan ekspor ke Jepang dan Tiongkok berturut-turut sebesar 281,69 juta dolar AS dan 174,28 juta dolar AS.
Tidak hanya ekspor, Impor Jatim pada Januari 2022 juga mengalami penurunan sebesar 17,99 persen dibandingkan bulan sebelumnya. Yaitu dari 2,76 miliar dolar AS menjadi 2,26 miliar dolar AS. Penurunan nilai impor ini disebabkan kinerja impor sektor migas dan nonmigas sama-sama yang mengalami penurunan.
Impor migas Januari 2022 ke Jawa Timur mengalami penurunan sebesar 24,88 persen. Yakni dari 687,45 juta dolar AS menjadi 516,45 juta dolar AS. Impor migas menyumbang 22,85 persen dari total impor Jawa Timur pada Januari 2022.
Begitupun nilai impor nonmigas pada Januari 2022 yang mengalami penurunan 15,70 persen dibandingkan bulan sebelumnya. Yaitu dari 2,07 miliar dolar AS menjadi 1,74 miliar dolar AS. Impor nonmigas menyumbang 77,15 persen dari total impor Jawa Timur pada Januari 2022.
Golongan Besi dan baja merupakan komoditas utama impor Jawa Timur dengan nilai transaksi sebesar 172,82 juta dolar AS. Naik 14,40 persen dari bulan sebelumnya yang hanya 151,07 juta dolar AS. Kelompok barang ini mempunyai peranan 9,91 persen dari total impor nonmigas Jatim dan utamanya diimpor dari Tiongkok sebesar 54,50 juta dolar AS.
Pada Januari 2022, Cina tercatat sebagai negara utama impor Jatim dengan peranan 35,22 persen. Kemudian disusul India dan Amerika Serikat yang memberikan kontribusi pada pasar impor nonmigas masing-masing sebesar 5,67 persen dan 5,24 persen. Nilai impor nonmigas dari Cina sebesar 614,31 juta dolar AS.
"Sedangkan impor nonmigas dari India sebesar 98,81 juta dolar AS serta impor nonmigas dari Amerika Serikat sebesar 91,41 juta dolar AS," kata Dadang.
Berdasarkan catatan tersebut, neraca perdagangan Jawa Timur sepanjang Januari 2022 mengalami defisit sebesar 441,64 juta dolar AS. Defisit ini disebabkan karena selisih nilai perdagangan pada sektor migas sebesar 477,00 juta dolar AS. Sedangkan di sektor nonmigas mengalami surplus nilai perdagangan sebesar 35,35 juta dolar AS.