REPUBLIKA.CO.ID,PALU -- Pemerintah Provinsi Jawa Timur dan Sulawesi Tengah menjalin kerja sama perniagaan lewat program misi dagang dan investasi guna meningkatkan konektivitas antardaerah.
Gubernur Sulawesi Tengah Rusdi Mastura saat menerima kunjungan Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa dan rombongan di Palu mengatakan, hubungan kerja sama ini sangat berdampak positif terhadap kemajuan ekonomi daerah ke depan.
Sulteng misalnya, memiliki sejumlah sektor unggulan, diantaranya pertambangan, pertanian, perikanan dan perkebunan yang saat ini sudah memberikan kontribusi nyata terhadap pertumbuhan ekonomi daerah setempat, yang mana tahun 2021 pertumbuhan ekonomi Sulteng berada di angka 11,70 persen.
"Pada sektor pertambangan, Sulteng memiliki potensi sumber daya di antaranya nikel, biji besi, emas dan sejumlah pertambangan lainnya yang belum banyak dieksplorasi," papar Rusdy, Rabu (23/2/2022).
Ia menjelaskan, dari intervensi pertumbuhan ekonomi ini mengalami dampak penurunan angka kemiskinan yang sebelumnya 13,6 persen, kini tinggal 12 persen. Oleh karena itu, kehadiran program kemitraan lewat misi dagang diharapkan dapat memberikan keuntungan kedua daerah, bukan hanya di sektor perdagangan dan industri, tetapi juga berdampak pada peningkatan sumber daya manusia (SDM).
"Saat ini Pemprov Sulteng sedang berkonsentrasi mendorong akses permodalan masyarakat lewat kredit usaha rakyat (KUR), mendorong peningkatan fiskal daerah serta mendorong pertumbuhan investasi, salah satu upaya ditempuh adalah lewat jaringan konektivitas antardaerah," ujar Rusdy.
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengemukakan, meski program ini baru di mulai namun perdagangan kedua daerah ini sudah terjalin sejak lama, yang mana produk Jawa Timur banyak diminati pedagang maupun pengusaha asal Sulteng yang nilai transaksi mencapai angka Rp4,3 triliun tahun 2021.
Menurut Khofifah, karena hubungan niaga antara transaksi dagang kedua daerah ini sangat produktif. Lalu, barang asal Sulteng disuplai ke Jawa Timur dengan jumlah transaksi Rp2,23 triliun.
"Dari hubungan dagang ini kami mengalami surplus Rp1,98 triliun. Ini menjadi bagian inti guna membangun sinergibersama," tuturnya.
Dalam rangka memperkuat jaringan perdagangan, kedua Pemerintah Daerah (Pemda) tersebut saling menguatkan ditandai dengan penandatanganan nota kesepahaman antar organisasi dan perangkat daerah (OPD) serta unsur terkait lainnya di bidang industri, perdagangan dan investasi.
Dari penandatanganan nota kesepahaman, ada sembilan OPD telah memperkuat hubungan dagang, dan diperkuat hubungan kerja sama tiga lembaga bisnis.