REPUBLIKA.CO.ID,SURABAYA -- Surabaya Survey Center (SSC) mengumumkan hasil survei tingkat kepuasan emak-emak di Jatim terhadap kinerja Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa dan wakilnya Emil Elestianto Dardak. Peneliti Senior SSC, Ikhsan Rosidi mengatakan, sebanyak 71,2 persen kalangan emak-emak puas terhadap kepemimpinan Khofifah-Emil. Bahkan lebih tinggi dibanding kepuasan terhadap kinerja Jokowi-Ma'ruf Amin.
Ikhsan mengungkapkan, dari keseluruhan responden hanya 5,7 persen yang mengaku tidak puas dengan kepemimpinan Khofifah-Emil. Sedangkan, sebesar 8,4 persen menyatakan kurang puas dan sisanya yang 4,7 persen menyatakan tidak tahu atau tidak menjawab.
Sementara, kepuasan emak-emak terhadap kinerja Jokowi-Ma'ruf Amin menunjukkan hanya mencapai angka 66,8 persen dan 3 persen dari mereka menyatakan tidak puas. Sisanya, 25,6 persen responden menyatakan kurang puas, dan 4,6 persen menyatakan tidak tahu atau tidak menjawab.
"Hasilnya jelas, emak-emak lebih puas dengan kepemimpinan Khofifah-Emil jika dibandingkan dengan kepemimpinan nasional," kata Ikhsan di Surabaya, Rabu (23/2).
Ikhsan mengatakan, terkait kepuasan kinerja, tentunya ini menjadi langkah bagus bagi Khofifah-Emil dalam menjalankan kepemimpinannya hingga 2024. Ikhsan melanjutkan, kalangan emak-emak juga menilai perkembangan pembangunan Jatim lebih baik dibandingkan perkembangan pembangunan Indonesia.
Iksan mengungkapkan, 56,3 persen responden menyatakan kondisi Jatim semakin baik di tangan Khofifah-Emil. Sisanya 34,5 persen responden menyatakan sama saja, 7,6 persen menyatakan semakin buruk, dan sisanya memilih menjawab tidak tahu atau tidak menjawab.
Berbeda ketika ditanya bagaimana perkembangan pembangunan Indonesia selama kepemimpinan Jokowi-Ma'ruf. Dari data yang dihasilkan, menunjukkan sebanyak 52 persen emak-emak menyatakan kondisi Indonesia semakin baik. Sebanyak 39,3 persen emak-emak Jatim menyatakan kondisi Indonesia dalam berbagai bidang sama saja dibanding pemerintahan sebelumnya.
"Sementara yang menyatakan kondisi Indonesia semakin buruk hanya 4 persen, sisanya yang 4,4 persen memilih menyatakan tidak tahu atau tidak menjawab," ujarnya.
Penelitian yang dilakukan dilaksanakan mulai 1-10 Februari 2022 di 38 kabupaten/ kota di Jawa Timur. Sebanyak 1.070 responden dipilih dengan menggunakan metode stratified multistage random sampling dengan margin of error kurang lebih 3 persen dan tingkat kepercayaan sebesar 95 persen.