Senin 07 Mar 2022 12:29 WIB

Pemprov Jatim Terus Upayakan Pemenuhan Kebutuhan Minyak Goreng

Pendistribusian minyak goreng dilakukan dengan tidak langsung menyasar para konsumen.

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Muhammad Fakhruddin
Pemprov Jatim Terus Upayakan Pemenuhan Kebutuhan Minyak Goreng (ilustrasi).
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Pemprov Jatim Terus Upayakan Pemenuhan Kebutuhan Minyak Goreng (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID,SURABAYA -- Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menyatakan pihaknya telah menggelontorkan 2,7 juta liter minyak goreng curah dan premium ke pasar-pasar tradisional, sebagai upaya mengatasi kelangkaan. Langkah ini diharapkan dapat memenuhi ketersediaan dan keterjangkauan masyarakat akan kebutuhan minyak goreng. 

"Masih akan didistribusikan kembali sebanyak 1.042 ton minyak goreng atau sejumlah 1.146.200 liter. Sehingga total kurang lebih 3,8 juta liter minyak yang didistribusikan ke 38 kabupaten/ kota di Jawa Timur," kata Khofifah, Senin (7/3).

Baca Juga

Khofifah melanjutkan, untuk sisanya secara berkelanjutan akan didistribusikan ke setiap daerah sesuai kebutuhan. Mengingat titiknya memang banyak dan harus didukung sesuai dengan jumlah penduduk di masing-masing kabupaten maupun kota di Jatim. 

Khofifah menjelaskan, pendistribusian minyak goreng dilakukan dengan tidak langsung menyasar para konsumen. Cara ini bertujuan turut membantu para pedagang pasar tradisional yang juga mengalami kesulitan mencari pasokan minyak goreng dengan harga wajar. 

“Dengan melakukan penyaluran kepada para pedagang maka akan memberikan dampak keberlanjutan yang lebih luas. Pedagang akan memperoleh pasokan minyak goreng yang terjangkau sehingga dapat menjalankan usahanya, konsumen juga dapat membeli produk dengan harga yang wajar,” ujarnya.

Khofifah mengatakan, selama ini Pemprov Jatim terus berupaya mengurai kendala-kendala distribusi minyak goreng yang menghambat pasokan sampai ke konsumen. Berbagai strategi dilakukan agar masyarakat tidak kesulitan memperoleh minyak goreng dengan harga murah, termasuk dengan rutin menggelar operasi pasar. 

Mengingat, hasil inspeksi yang dilakukannya di lapangan, tidak ada pabrik minyak goreng yang mengurangi kapasitas produksi bulanannya. Kebutuhan per bulan Jatim sendiri berada di angka 59.000 ton, sedangkan total produksi per bulan mencapai 63.000 ton. 

"Karena hitung-hitungan matematikanya Jatim surplus, tapi di lapangan, minyak goreng langka dan harganya tidak stabil," kata dia. 

Khofifah juga meminta masyarakat untuk tetap tenang dan tidak melakukan aksi borong atau panic buying. Menurutnya, justru sikap tersebut yang mendorong kelangkaan minyak goreng di pasaran. 

"Jadi tidak perlu melakukan pembelian berlebih dengan cara mengajak anak, suami atau istri, dan saudara untuk membeli minyak goreng dengan jumlah tidak wajar. Beli sewajarnya saja sesuai kebutuhan," ujarnya.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement