Senin 14 Mar 2022 09:32 WIB

8.041 Calon Jamaah Umroh di Jatim Tunggu Keberangkatan

Para jamaah umroh bakal berangkat dari Bandara Internasional Juanda.

Ratusan jamaah umroh saat boarding pass untuk berangkat ke Tanah Suci di Bandara Juanda, Surabaya, Jawa Timur.
Foto: Musiron/Republika
Ratusan jamaah umroh saat boarding pass untuk berangkat ke Tanah Suci di Bandara Juanda, Surabaya, Jawa Timur.

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Saat ini masih terdapat sebanyak 8.041 calon jamaah umroh asal Jawa Timur yang menunggu keberangkatan ke Tanah Suci.  Kepala Kanwil Kemenag Jatim Husnul Maram menuturkan selama masa pandemi Covid-19 yang sudah berjalan dua tahun, total sekitar 9.000-an calon jamaah umroh yang masuk daftar tunggu.

Namun, sekitar 1.000-an orang jamaah sudah diberangkatkan melalui Bandara Soekarno-Hatta dan sudah melakukan ibadah umroh. "Di Jatim yang masuk daftar jumlahnya 8.041 orang," ujar Husnul Maram usai mengikuti rapat dengan Gubernur Khofifah Indar Parawansa di Gedung Negara Grahadi di Surabaya.

Husnul Maram berterima kasih kepada Gubernur Khofifah dan pihak terkait lainnya yang bakal mempersilakan jamaah umroh berangkat dari Bandara Internasional Juanda Surabaya di Sidoarjo.

Keberangkatan calon jamaah umroh sebelumnya sudah dibahas pada pertemuan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhur Binsar Pandjaitan dengan Gubernur Jatim Khofifah di Surabaya, Jumat (11/3/2022).

Pada kesempatan tersebut, Menko Marves dan pejabat Forkopimda Jatim juga membahas terkait pelaksanaan teknis pelaku perjalanan luar negeri (PPLN).

Menurut Luhut, para pelaku perjalanan luar negeri yang baru tiba di Juanda masih harus melakukan tes usap PCR di bandara guna memastikan kondisi kesehatan yang bersangkutan.

Apabila negatif,  diperbolehkan kembali ke daerah asal. Namun, jika positif diharuskan menjalani masa karantina. "Karantina sudah disiapkan di hotel atau Asrama Haji Surabaya," kata Koordinator PPKM Jawa-Bali itu.

Menko Marves juga bercerita dirinya belum lama ini melakukan perjalanan ke Arab Saudi dan menyebut sudah tak ada aturan tes usap.

"Tapi, yang datang dari luar negeri saat dicek masih ada yang positif. Makanya kita kan tidak mau juga menyebarkan, sehingga harus dikarantina sebentar," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement