Rabu 16 Mar 2022 15:54 WIB

Minyak Goreng di Minimarket Masih Langka

Petugas pun mengakui kesulitan mendapat pasokan minyak goreng.

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Muhammad Fakhruddin
Minyak Goreng di Minimarket Masih Langka (ilustrasi).
Foto: ANTARAHafidz Mubarak A
Minyak Goreng di Minimarket Masih Langka (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID,SURABAYA -- Ketersediaan minyak goreng di sejumlah minimarket di Surabaya masih langka. Terbukti di beberapa minimarket, stok minyak goreng kosong. Di salah satu minimarket di Jalan Ketintang Baru Selatan, Gayungan, Surabaya contohnya, stok minyak goreng sudah beberapa hari kosong.

Petugas di minimarket tersebut pun tidak bisa memastikan kapan minyak goreng akan tersedia kembali. "Kosong. Belum tahu juga kapan akan ada lagi," ujar salah satu petugas minimarket kepada Republika, Rabu (16/3/2022).

Baca Juga

Di sejumlah minimarket di sepanjang Jalan Kebonsari Tengah, Jambangan, Surabaya, stok minyak goreng juga terpantau kosong. Petugas pun mengakui kesulitan mendapat pasokan minyak goreng. Mereka juga mengaku belum bisa memastikan kapan stok minyak goreng kembali masuk.

"Belum tahu (kapan stok minyak goreng datang). Beberapa hari memang kosong. Biasanya ada yang dua liter (satu kantong) tapi gak banyak," ujar petugas.

Langkanya stok minyak goreng turut dikelukan masyarakat. Diyah (42) salah satunya. Perempuan yang berjualan nasi di Jalan Gayung Kebonsari Timur, Gayungan, Surabaya tersebut, mengaku kesulitan mendapatkan minyak goreng sesuai harga eceran tertinggi yang ditetapkan pemerintah.

Dyah mengatakan, di sejumlah pasar tradisional memang stok minyak goreng masih ada, walaupun tidak banyak. Tetapi kata dia, harganya lebih tinggi. Sekitar Rp 40 ribu untuk satu kantong minyak goreng berisi dua liter.

"Harganya kalau dua liter itu sekitar Rp 40 ribu. Gak ada itu minyak goreng yang harganya Rp 14 ribu (per liter)" kata dia.

Dyah mengaku tetap membeli minyak goreng meskipun harganya lebih tinggi dari HET yang ditetapkan pemerintah. Itu tak lain karena minyak goreng menurutnya merupakan kebutuhan utama. Apalagi bagi dirinya yang setiap hari berjualan nasi.

"Gimana lagi karena adanya yang harga segitu ya mau gak mau tetep aja beli. Harapannya yang murah dan stoknya banyak. Kalau susah ya gak apa-apa agak mahal asal stoknya banyak, jadi mudah dapatnya," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement