REPUBLIKA.CO.ID, BANTUL -- Kasus positif Covid-19 di DIY memang mengalami penurunan beberapa pekan terakhir. Namun, Instruksi Menteri Dalam Negeri (Inmendagri) Nomor 16 Tahun 2022 tentang PPKM Jawa-Bali kembali menetapkan DIY ke PPKM Level IV.
Untuk itu, Program Studi Ilmu Keperawatan, Profesi Ners dan Magister Keperawatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) melakukan lagi sosialisasi vaksinasi booster. Serta, prokes sebagai salah satu usaha memutus rantai penularan Covid-19.
Sosialisasi dilakukan pula dalam rangka HUT 48 di Padukuhan Kweni, Kalurahan Panggungharjo, Kapanewon Sewon, Bantul, DIY. Ketua pelaksana sosialisasi, Dinasti Pudang Binoriang mengatakan, kegiatan menghadirkan ibu-ibu kader Padukuhan Kweni.
Mereka diberikan edukasi terkait pentingnya vaksinasi booster dan senantiasa disiplin menaati protokol kesehatan. Pudang menekankan, itu semua diperlukan dalam rangka membangun kesadaran masyarakat sebagai bagian pencegahan Covid-19.
"Kegiatan ini sasarannya ibu-ibu kader, semoga ibu-ibu nantinya bisa menyalurkan banyak pengetahuan kepada masyarakat terkait booster dan prokes," kata Pudang, Ahad (20/3/2022).
Senada, Komandan Incident Command System (ICS) UMY, Al Afik menuturkan, agenda tidak cuma dilakukan sebagai peringatan HUT PPNI. Tapi, sebagai momentum untuk mengingatkan lagi kesadaran masyarakat mengingat DIY kini bertahan di level IV.
Ia menekankan kembali terkait pandemi, endemi, dan cara menyikapinya. Sebab, perlu dipahami makna antara pandemi dengan endemi. Pandemi berarti keadaan semua orang terkena, sedangkan endemi merupakan sesuatu yang sudah dianggap biasa.
Itu seperti flu yang pernah terjadi pada zaman dulu. Dalam keilmuan Muslim, pandemi sendiri masuk kondisi bencana yang kategorinya bencana non-alam. Dalam ilmu kebencanaan, bencana itu ketika ada hajat, dan saat ini hajatnya virus.
Dijelaskan, ada tiga prinsip dalam istilah fikih untuk menyikapi bencana Covid-19 yaitu nilai, etik, dan etos. Berdasarkan data terakhir, ia menambahkan, capaian vaksin tahap pertama di Indonesia telah mencapai angka 90 persen.
Namun, vaksin kedua hanya mencapai 37 persen. Vaksin hanya bertahan selama enam bulan, sehingga vaksin booster jadi bagian penting. Target vaksin satu Indonesia sudah mencapai 90 persen, sedangkan vaksin dua persentasenya hanya 37 persen.
Padahal, masa vaksin tersebut hanya bertahan selama enam bulan, sehingga penting untuk dilakukan vaksin ketiga atau booster. Ia mengimbau masyarakat bila belum melakukan vaksin booster segera menghubungi UMY untuk diberikan booster gratis.
"Kami memberikan fasilitas berupa vaksinasi booster. Bagi masyarakat Kweni yang belum melakukan vaksin ketiga, bisa menghubungi UMY," ujar Afik.