Jumat 25 Mar 2022 07:36 WIB

GP Mandalika Dorong Kenaikan Konsumsi Avtur Hingga 150 Persen

Ada kenaikan penerbangan dari Lombok menuju Jakarta.

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Yusuf Assidiq
Sebuah pesawat parkir di Apron Bandara Internasional Lombok di Praya, Lombok Tengah, NTB.
Foto: Antara/Ahmad Subaidi
Sebuah pesawat parkir di Apron Bandara Internasional Lombok di Praya, Lombok Tengah, NTB.

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Pertamina Patra Niaga Jatim, Bali, dan Nusa Tenggara (Jatimbalinus) mencatat kenaikan konsumsi avtur hingga 150 persen sepanjang pagelaran MotoGP Mandalika. Region Sales Retail Manager Patra Niaga Jatimbalinus, Fedy Alberto mengatakan, kenaikan konsumsi itu sudah diprediksi sebelumnya, sehingga dalam pendistribusiannya berjalan lancar.

"Untuk avtur memang ada kenaikannya cukup banyak dibanding BBM jenis lain dan kami sudah prediksi sebelumnya, sehingga cukup aman," kata Fedy di Surabaya, Kamis (25/3/2022).

Meski naik cukup tinggi, namun secara konsumsi normal di luar pandemi terbilang masih wajar. Sehingga tidak membuat timnya kesulitan meskipun kenaikannya signifikan dibanding hari biasa saat pandemi. "Jadi kapasitas tangki di Bandara Lombok itu kami stok penuh, sehingga tidak ada masalah," ujarnya.

Fedy mengaku sempat khawatir tingkat konsumsi avtur di hari terakhir penyelenggaraan MotoGP. Di mana ada kenaikan penerbangan Lombok menuju Jakarta. Yakni dari dua penerbangan menjadi 14 penerbangan.

Namun, kata dia, setelah melihat konsumsi dan stok yang disiapkan ternyata masih aman, dan tidak ada kekurangan avtur untuk mendukung penyelenggaraan MotoGP.

"Penyelenggaraan MotoGP kemarin adalah pertaruhan kami sebagai penyediaan bahan bakar di Tanah Air, dan kami bersyukur berjalan aman dan lancar," kata dia.

Sebelumnya, Pertamina Patra Niaga Jatimbalinus bahkan memprediksi konsumsi avtur naik hingga 300 persen pada saat perhelatan MotoGP di Pertamina Mandalika International Street Circuit. Prediksi itu mengacu pada saat MotoGP pramusim, dimana ada peningkatan konsumsi avtur dari rata-rata 28 Kiloliter (KL) per hari menjadi 56 KL per hari, atau naik sekitar sekitar 100 persen.

"Oleh karena itu pada saat acara, kami memprediksi naik 300 persen, menjadi 111 KL, dari rata-rata 30 KL konsumsi per hari. Dan pada kenyataanya hanya naik 150 persen," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement