REPUBLIKA.CO.ID,KUDUS -- Dinas Kesehatan Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, mengingatkan masyarakat untuk mewaspadai penyebaran penyakit Tuberkulosis (TB) karena dapat menyebabkan kematian, sedangkan temuan kasus selama 2021 juga cukup tinggi.
"Selama Tahun 2021 tercatat kasus TBC di Kabupaten Kudus sebanyak 4.208 kasus. Namun, estimasi kasus TBC bisa mencapai 10.430 kasus," ujar Pelaksana Harian Kepala Dinkes Kudus Andini Aridewi pada peringatan Hari Tuberkulosis (TBC) Sedunia Tahun 2022 di Halaman Laboratorium Kesehatan Daerah Kabupaten Kudus, Jumat (25/3/2022).
Hal itu, kata dia, menunjukkan bahwa masih cukup banyak kasus TBC yang belum ditemukan, sehingga patut menjadi kewaspadaan bersama agar tidak mudah tertular. Melalui peringatan Hari TBC ini, dia berharap dijadikan momen meningkatkan kesadaran dan kewaspadaan terhadap TBC.
"Para kader dan tenaga kesehatan yang terlibat dalam penanganan TBC didorong untuk meningkatkan skrining serta menyampaikan edukasi tentang TBC kepada masyarakat," ujarnya.
Menurut dia penanggulangan TBC ini juga perlu dukungan seluruh kader TB yang sudah membantu meningkatkan kesadaran masyarakat dengan menyebarkan informasi tentang TBC ke lapisan masyarakat. Kegiatan pencegahan dan pengendalian TBC juga didukung penuh dengan adanya SK Bupati Kudus.
Untuk mengetahui seseorang terserang TBC, kata dia, bisa dilihat dari beberapa gejala seperti batuk berdahak terus menerus, keluar keringat pada malam hari, dan penurunan berat badan. Sedangkan upaya pencegahannya bisa dilakukan dengan pola hidup sehat mulai dari asupan gizi seimbang, olahraga teratur, menjaga kebersihan diri dan lingkungan.
"Jika ada gejala segera periksa ke fasilitas kesehatan. Kalaupun sering kontak dengan penderita TBC juga segera memeriksakan diri ke faskes. Sedangkan diagnosis ditegakkan berdasar hasil pemeriksaan dokter yang didukung pemeriksaan penunjang atau laboratorium," ujarnya.
Ketua Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (PKK) Kabupaten Kudus Mawar Hartopo menambahkan TBC merupakan masalah kesehatan dan salah satu penyebab utama kematian global termasuk di Indonesia.
"Notifikasi kasus TBC di Indonesia masih rendah, yakni 47 persen dari target yang diharapkan yaitu 85 persen. Artinya, masih terdapat kasus TBC yang belum ternotifikasi baik itu yang belum terjangkau, belum terdeteksi, maupun belum terlaporkan. Hal demikian juga terjadi di Kudus," ujarnya.
Untuk itu, imbuh dia, diperlukan kerja sama lintas program, lintas sektoral, baik dari unsur pemerintah, swasta, dan masyarakat dalam upaya peningkatan penemuan kasus tuberkulosis. "Adanya peringatan hari TBC ini harus dimanfaatkan sebagai upaya menjalin silaturahmi unsur terkait dalam pencegahan dan pengendalian TBC di Kabupaten Kudus," ujarnya.