REPUBLIKA.CO.ID, BANYUMAS -- Kandungan amoniak yang tinggi di air Sungai Serayu, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, menjadi penyebab ribuan ikan di sungai tersebut mati dalam sepekan terakhir. Warga bahkan berbondong-bondong memanen ikan yang terdampar di pesisir sungai yang berlumpur.
Hal tersebut menurut hasil pengecekan air yang dilakukan oleh Dinas Perikanan dan Peternakan (Dinkannak) Kabupaten Banyumas. Kepala Dinkannak Kabupaten Banyumas, Sulistiono mengatakan bahwa hasil pengecekan menunjukkan adanya kadar keasaman yang tinggi dari aliran sungai tersebut.
"Awalnya kita akan lakukan pengecekan lanjutan, ternyata waktu dicek tingkat keasamannya tinggi disebabkan karena tingginya amoniak di sungai tersebut. Tidak heran ikannya jadi mabuk," kata Sulistiono melalui pesan singkat, Kamis (7/4/2022).
Ia memaparkan, hasil penelusuran menemukan bahwa kandungan amoniak yang tinggi berasal dari campuran kotoran dan lumpur dari arah Waduk Mrica, Banjarnegara. Debit air yang tinggi mendorong lumpur dari waduk tersebut mencapai ke hilir Sungai Serayu.
Lumpur tersebut mengandung amoniak di atas batas ambang yang menyebabkan racun bagi ikan. Akan tetapi, ikan-ikan tersebut aman untuk dikonsumsi karena tidak mengandung limbah.
"Kemarin kami komplain ke sana, katanya memang waktu itu debit airnya tinggi airnya luber di bendungan. Otomatis bendungannya membuka sendiri, lumpurnya pun terbawa," jelasnya.
Menurut Sulistiono, Sungai Serayu merupakan sungai yang sehat sekali untuk perkembangan ikan dan sejenisnya, sehingga pihaknya akan berusaha melakukan restock ikan di sana. Saat kejadian pencemaran sungai Serayu tersebut, pihaknya menemukan sekitar 5-6 ton ikan yang mabuk dan mati.
"Nanti kami akan koordinasi dengan Bupati, kita akan siapkan ikan untuk ditebarkan lagi. Memang perlu di-restock," ujarnya.
Di sisi lain, pihaknya juga akan melakukan koordinasi lebih lanjut dengan pengelola Waduk Mrica agar tidak terjadi lagi hal yang serupa.