Kamis 21 Apr 2022 15:16 WIB

Sleman Canangkan Minomartani Jadi Kampung Pancasila

Pancasila merupakan sari-sari budaya luhur bangsa yang penuh dengan gotong royong.

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Muhammad Fakhruddin
Sleman Canangkan Minomartani Jadi Kampung Pancasila (ilustrasi).
Foto: ANTARA/Akbar Nugroho Gumay
Sleman Canangkan Minomartani Jadi Kampung Pancasila (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID,SLEMAN -- Pemkab Sleman melakukan agenda pencanangan Kampung Pancasila. Kali ini, pencanangan dilakukan secara simbolis Wakil Bupati Sleman, Danang Maharsa, terhadap Kalurahan Minomartani, Kapanewon Ngaglik, sebagai Kampung Pancasila.

Kegiatan tersebut merupakan program Kodim 0732/Sleman bekerja sama dengan Pemkab Sleman melalui Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Kabupaten Sleman. Pencanangan digelar di Masjid Pathok Negoro Plosokuning, Kalurahan Minomartani. 

Baca Juga

Dalam sambutannya, Danang mengatakan, program Kampung Pancasila tersebut memang sudah selaras dengan program-program dari Pemkab Sleman. Salah satu program yang sudah dijalankan tidak lain program Rintisan Kalurahan Berkarakter Pancasila.

Maka itu, ia berharap, program yang digagas Kodim 0733/Sleman tersebut dapat bersinergi dengan program yang ditangani oleh Pemkab Sleman. Dengan pencanangan Kalurahan Minomartani diharapkan mampu menangkal bahaya disintegrasi bangsa.

"Mari sesarengang mbangun Sleman," kata Danang, Kamis (21/4/2022).

Sebelumnya, sejak awal tahun Pemkab Sleman melalui Badan Kesbangpol Sleman telah mendampingi 13 kalurahan sebagai Rintisan Kalurahan Berkarakter Pancasila. Ini dimaksudkan untuk merevitalisasi dan mereaktualisasi nilai-nilai Pancasila.

Ada Margomulyo, Margoagung dan Margoluwih di Kapanewon Seyegan, Caturtunggal di Depak, Trimulyo di Sleman, Wukirsari dan Argomulyo di Cangkringan, Pakembinangun, Candibinangun dan Purwobinangun di Pakem, Triganggo dan Nogotirto di Gamping.

Dandim 0732/Sleman, Letkol Inf Arief Wicaksana menyebut, program tersebut memang dihadirkan dengan maksud untuk merevitalisasi kembali nilai-nilai di Indonesia. Khususnya, nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila ke tengah masyarakat.

Menurut Arief, kondisi itu tidak lepas dari pesatnya kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang membawa dampak kepada kehidupan masyarakat, baik dampak yang positif maupun yang negatif. Dampak negatif antara lain budaya yang tergerus.

"Tergerusnya budaya kita oleh budaya masyarakat modern yang materialis dan individualis," ujar Arief.

Ia menambahkan, itu dapat diantisipasi dengan mengaktualisasikan kembali nilai-nilai Pancasila yang jadi ideologi bangsa. Sebab, Pancasila merupakan sari-sari budaya luhur bangsa yang penuh dengan gotong royong, toleransi dan kekeluargaan. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement