Kamis 21 Apr 2022 15:28 WIB

TPID Surakarta Jamin Ketersediaan Bahan Pokok Melalui Pasar Murah

Tekanan inflasi di Kota Solo lebih tinggi jika dibandingkan dengan daerah lain.

TPID Surakarta Jamin Ketersediaan Bahan Pokok Melalui Pasar Murah (ilustrasi).
Foto: ANTARA/Yusuf Nugroho
TPID Surakarta Jamin Ketersediaan Bahan Pokok Melalui Pasar Murah (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID,SOLO -- Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Kota Surakarta menjamin ketersediaan pasokan bahan pokok melalui pasar murah yang diselenggarakan di Pendapi Gede Balai Kota Surakarta, Kamis (21/4/2022).

Wakil Ketua TPID Kota Surakarta Nugroho Joko Prastowo di sela kegiatan pasar murah di Solo, Kamis mengatakan TPID menyiapkan sebanyak 2.000 paket pangan murah yang berisi 2,5 kg beras kualitas premium, 1 kg gula pasir, dan 2 liter minyak goreng premium yang dijual dengan harga Rp75.000. "Kegiatan Pasar Murah hari ini merupakan salah satu langkah konkrit yang ditempuh TPID Kota Surakarta untuk menjamin ketersediaan pasokan dan keterjangkauan harga komoditas strategis," katanya.

Baca Juga

Selain berbentuk paket pangan murah, dikatakannya, Bulog Kota Surakarta dan PAU Pedaringan juga menyediakan berbagai macam komoditas kebutuhan pokok antara lain beras, minyak goreng, tepung, daging beku, dan daging beku olahan. "Dalam hal ini, koordinasi TPID juga terus diperkuat untuk menjaga tingkat inflasi Kota Surakarta tetap rendah dan stabil pada periode Lebaran. Stok pasokan komoditas pangan strategis juga dalam kondisi aman dan cukup untuk memenuhi kebutuhan masyarakat," katanya.

Mengingat stok bahan pokok stabil, ia berharap agar masyarakat membeli barang sesuai dengan kebutuhan dan menghindari konsumsi secara berlebihan. "Serta melakukan substitusi yang harganya bergejolak dan tidak perlu menimbun bahan pangan sebagai langkah dan upaya bersama dalam pengendalian inflasi," katanya.

Terkait hal itu, dikatakannya, ketersediaan stok dan permintaan dari konsumen menjadi faktor penentu laju inflasi. "Kalau prediksi inflasi bulan ini biasalah, kalau ada puasa dan Lebaran mendekati 1 persen. Ini yang masih dihitung dampak eksternalnya, karena konflik Rusia-Ukraina berdampak pada energi, yang paling besar dampaknya terhadap kenaikan energi. Kemarin kan yang nonsubsidi sudah naik, terus ada lagi PPn juga berdampak, jadi inflasi pada bulan ini tidak semata-mata karena kenaikan konsumsi Lebaran tetapi ada faktor lain, energi," katanya.

Meski demikian, dikatakannya, terkait dengan inflasi di dalam negeri masih terkendali. "Kalau dibandingkan dengan luar negeri, di Amerika Serikat inflasi tahunan sudah mencapai 8 persen, Eropa sudah 7,5 persen, tetapi (di Indonesia) semua masih under control, kita masih 3 persen," katanya.

Ia mengatakan tekanan inflasi di Kota Solo lebih tinggi jika dibandingkan dengan daerah lain karena pertumbuhan ekonomi di Kota Solo juga lebih tinggi menyusul tingginya aktivitas ekonomi di daerah tersebut. "Seperti hunian hotel, dibandingkan kota lain di Jawa Tengah untuk di Solo lebih tinggi," katanya.

sumber : ANTARA
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement