REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menantu mantan Gubernur Jawa Timur Soekarwo (Pakde Karwo), Bayu Airlangga, memutuskan mundur dari Partai Demokrat setelah sebelumnya Ketua Umum Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), lebih memilih Emil Elestianto Dardak sebagai Ketua DPD Partai Demokrat Jawa Timur dalam Musda ke-VI Demokrat Jawa Timur di Surabaya, 20 Januari 2022 lalu. Padahal perolehan suara Bayu lebih banyak ketimbang Emil.
Menanggapi itu Kepala Badan Komunikasi Strategis DPP/Koordinator Juru Bicara DPP Partai Demokrat, Herzaky Mahendra Putra mengungkapkan beberapa pertimbangan strategis AHY memilih Emil Dardak sebagai ketua DPD Partai Demokrat Jawa Timur. Pertama, Emil pernah menjabat sebagai bupati Trenggalek. Lalu, saat ini dirinya tengah mengemban amanah sebagai wakil gubernur Jawa Timur.
"Sementara, Bayu sendiri baru menjadi anggota DPRD Provinsi. Jelas, pengalaman di dunia politik jauh lebih matang Emil dibandingkan Bayu," kata Herzaky, kepada Republika, Jumat (22/4/2022).
Pertimbangan selanjutnya Herzaky menjelaskan, saat fit and proper test dilakukan, Emil dinilai tampak menguasai persoalan, pemetaan persoalan, maupun usulan solusi, termasuk rencana membirukan Demokrat di Jawa Timur. Dirinya menyebut Demokrat sebelum era Pakde Karwo pernah menjadi nomor satu di Jawa Timur. Sedangkan saat ini ada di peringkat kelima.
Dirinya menganggap keputusan AHY memilih Emil Dardak dinilai sudah tepat dan sudah sesuai dengan AD/ART Partai Demokrat. Menurutnya musda untuk mengusulkan calon ketua DPD terbaik, bukan dalam konteks menang-menangan suara karena masih ada tahapan fit and proper test setelah musda.
"AHY berupaya menghapus money politics di Partai Demokrat dengan memastikan pelaksanaan tahapan fit and proper test sesuai dengan AD/ART Partai Demokrat tahun 2020," ucapnya
Ia menegaskan Partai Demokrat di Jawa Timur solid. Tidak ada lagi pendukung Emil dan pendukung Bayu. "Yang ada hanya satu kubu, kubu AHY," katanya.