Selasa 26 Apr 2022 15:04 WIB

'Sinergi, Koordinasi, dan Komunikasi Kunci Deradikalisasi Napiter'

Kerja sama ini akan berjalan efektif bila terdapat persepsi yang sama

Terorisme (ilustrasi)
Foto: republika
Terorisme (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, SIDOARJO -- Sinergi, koordinasi, dan komunikasi yang baik dan kuat menjadi kunci keberhasilan deradikalisasi narapidana terorisme (napiter) yang menghuni Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas 1 Surabaya. Dari tujuh napiter penghuni Lapas Kelas 1 Surabaya, termasuk mantan dedengkot Al-Qaeda dan tokoh utama Bom Bali, Umar Patek, ketujuh napiter itu telah berhasil kembali ke Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Hal itu dikatakan Deputi 1 Bidang Pencegahan, Perlindungan, dan Deradikalisasi Badan Nasional Penanggulangan Terorisme Mayjen TNI Nisan Setiadi, SE, saat melakukan kunjungan kerja dalam rangka silaturahim dengan napiter dan petugas lembaga pemasyarakat di Lapas Kelas 1 Surabaya di Porong, Sidoarjo, Jumat (8/4/2022). Acara itu dihadiri Kasubdit Bina Dalam Lapas BNPT Kolonel CZI Roedy Widodo, Kalapas Kelas 1 Surabaya Jalu Yuswo Panjang, juga ketujuh napiter diatas.

“Sesuai dengan amanat Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2018 Pasal 43D Ayat (1), dalam pelaksanaan deradikalisasi di Indonesia, BNPT memerlukan kerjasama dengan berbagai pihak terkait, baik kementerian/lembaga, akademi, maupun stakeholder terkait. Kerja sama ini akan berjalan efektif bila terdapat persepsi yang sama sehingga kegiatan dalam berbagai tahapan deradikalisasi dapat terlaksana maksimal,” ujar Nisan.

Nisan mengungkapkan kegiatan yang dilaksanakan itu merupakan implementasi kerja sama dalam meningkatkan sinergi, koordinasi, dan komunikasi antara BNPT dengan Kementerian terkait. Diharapkan peran aktif dari kementerian/lembaga terkait dalam program deradikalisasi dapat semakin mengoptimalkan keberhasilan program tersebut.

“Saya berharap dengan silaturahmi dan buka puasa bersama ini dapat lebih terjalin kerja sama yang lebih erat antara BNPT dan lembaga terkait, khususnya Lapas Kelas 1 Surabaya dalam melaksanakan program penanggulangan terorisme yaitu deradikalisasi dalam Lapas dan Rumah Tahanan Negara (Rutan),” terang Nisan.

Ia optimistis bila sinergi ini terjalin makin baik, akan terbentuk kesamaan persepsi program deradikalisasi dengan para Kalapas dan pamong. Juga terjalin komunikasi intensif mengenai perkembangan situasi dan kondisi napiter secara berkala.

Nisan mengaku senang dan memberikan apresiasi tinggi kepada Umar Patek dan kawan-kawan yang telah kembali ke NKRI. Apalagi ketujuh napiter itu sudah langganan menjadi petugas upacara setiap Peringatan HUT Kemerdekaan Republik Indonesia (RI).

“Alhamdulillah tujuh orang napiter di sini sudah kembali ke NKRI, sudah mengakui pemerintah yang sah Indonesia sesuai dengan founding fathers bangsa Indonesia yaitu ada empat Konsensus berbangsa dan bernegara yaitu Pancasila, UUD 45, Bhinneka Tunggal Ika, dan NKRI,” tutur Nisan.

Mantan Komandan Pusat Kesenjataan Artileri Pertahanan Udara (Pussenarhanud) TNI AD ini berharap, para napiter tetap semangat tinggi menjalani program deradikalisasi dan tidak turun moril. Ia berjanji akan berusaha membantu menjembatani harapan para napiter terkait masalah hukuman.

“Tadi saya sudah komunikasi dengan mereka. Intinya intinya saya akan membantu mendukung keinginan mereka yaitu ada hal positif terkait dengan putusan hukuman. Kami selaku leading sector pencegahan tindak pindana terorisme akan membantu dengan koordinasi dengan Dirjen Lapas dan lembaga terkait,” kata Nisan.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement