Selasa 26 Apr 2022 15:43 WIB

UAD Yogyakarta Menuju PTM 100 Persen

Level PPKM di DIY sudah diturunkan menjadi level 2.

Rep: Silvy Dian Setiawan/ Red: Yusuf Assidiq
Kampus utama UAD Yogyakarta.
Foto: Dokumen.
Kampus utama UAD Yogyakarta.

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta tengah melakukan persiapan menuju perkuliahan tatap muka (PTM) 100 persen. Direncanakan, PTM 100 persen ini akan dimulai pada semester baru nantinya.

Rektor UAD, Muchlas mengatakan, akan diterapkannya PTM 100 dengan pertimbangan atas beberapa faktor. Salah satunya karena saat ini penyebaran Covid-19 landai, khususnya di DIY.

Selain itu, level PPKM di DIY juga sudah diturunkan menjadi level 2. Hal ini juga mendukung pihaknya untuk menambah porsi perkuliahan tatap muka.

"Kebijakan pemerintah menurunkan level (PPKM) tentu akan kita sambut dengan memperbesar tatap muka. Insya Allah (kita mulai) semester depan," kata Muchlas dalam acara Buka Bersama Pimpinan dan Forum Wartawan UAD di Grand Inna Malioboro, Yogyakarta, Senin (25/4/2022).

Meskipun begitu, perkuliahan tatap muka ini nantinya direncanakan berdasarkan mata kuliah tertentu. Artinya, tidak semua mata kuliah yang akan dilakukan dengan tatap muka 100 persen.

"Semester depan fully offline dan kita pilih beberapa mata kuliah untuk fully offline," ujar Muchlas.

Muchlas menjelaskan, saat ini sistem perkuliahan masih blended learning. Pihaknya memadukan sistem perkuliahan offline (luring) dan online (daring).

Meskipun begitu, porsi offline dan online ini tidak sama. Porsi untuk perkuliahan offline dibuat lebih besar dibanding online

"Blended sekarang itu mahasiswa dalam satu kelas ada sebagian online dan sebagian offline, tapi dosen tetap di kelas," jelasnya.  

Muchlas juga menyebut ada beberapa program UAD yang tertunda karena pandemi Covid-19. Meskipun begitu, pihaknya tetap fokus pada pengembangan akademik dan menjadikan UAD yang berkelas dunia.

"Ini bukan pekerjaan yang mudah, selama ini sudah kita tempuh beberapa prgram dan konsisten melaksanakan itu. Selama pandemi juga tertunda internasionalisasi UAD," tambah Muchlas.

Program internasionalisasi yang saat ini masih terus berlanjut yakni dengan mengirimkan mahasiswa untuk belajar di perguruan tinggi mitra UAD yang berada di luar negeri. Begitu juga sebaliknya, kata Muchlas, meskipun beberapa dari pertukaran mahasiswa ini mengikuti kegiatan akademik secara online.

"Terbaru, kami sempat mengiri lima orang ke Eropa secara fisik, sampai sekarang belum pulang karena belum selesai, programnya masih terus jalan," ujarnya.

Setidaknya, hingga saat ini sudah lebih dari 100 perguruan tinggi mitra UAD di luar negeri. Perguruan tinggi tersebut tersebar di 48 negara di dunia.  "Kita menambah menjalin kerja sama dengan Turki, dengan lima perguruan tinggi di Turki," kata Muchlas

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement