Rabu 11 May 2022 14:38 WIB

Tiga Sapi Perah Terindikasi PMK Ditemukan di Banyumas

Pedagang diingatkan untuk tidak membeli sapi yang harganya murah.

Rep: Idealisa Masyarafina/ Red: Fernan Rahadi
Penyembelihan sapi terindikasi penyakit mulut dan kuku (PMK) di Pasar Hewan Ajibarang, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, Rabu (11/5/2022).
Foto: dokpri
Penyembelihan sapi terindikasi penyakit mulut dan kuku (PMK) di Pasar Hewan Ajibarang, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, Rabu (11/5/2022).

REPUBLIKA.CO.ID, BANYUMAS -- Sebanyak tiga ekor sapi di Pasar Hewan Ajibarang, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, ditemukan terindikasi penyakit mulut dan kuku (PMK). Kabid Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner (Keswan Kesmavet) Dinas Perikanan dan Peternakan (Dinkanak) Banyumas, Jan Aririjadi menjelaskan, ini merupakan hasil pemeriksaan dari semua hewan ternak di pasar hewan tersebut.

"Kami memeriksa fisik, apakah ada gejala PMK, cirinya pada luka di mulut dan kuku. Kemudian pada hari ini kita menemukan ada tiga sapi perah yang terindikasi PMK," ujar Jan Aririjadi di Pasar Hewan Ajibarang, Rabu (11/5/2022).

Ia menjelaskan, dari pemeriksaan fisik yang dilakukan, pada tiga ekor sapi perah tersebut ditemukan gejala-gejala berupa bercak-bercak di mulut, puting luka, kuku hampir lepas dan suhu sapi sebesar 42 derajat Celsius. Suhu normal sapi berada di kisaran 38-39 derajat Celsius. Demam merupakan indikasi masuknya virus ke dalam tubuh ternak.

Tiga ekor sapi yang terindikasi PMK tersebut diambil sampel darahnya untuk kemudian diperiksakan di laboratorium Balai Besar Veteriner Wates, Yogyakarta. Akan tetapi, hasilnya tidak bisa diperoleh dengan cepat karena banyaknya sampel yang masuk. Sapi-sapi tersebut selanjutnya dipotong di Rumah Pemotongan Hewan (RPH).

Sejauh ini, pihaknya belum mengetahui apakah virus PMK yang sudah terdeteksi Banyumas tersebut berasal dari Jawa Timur atau bukan. "Kita tidak tahu, karena di Jateng sudah banyak yang positif seperti Kebumen dan Boyolali. Penyebarannya cepat sekali," kata Jan.

Ia pun mengingatkan para pedagang untuk tidak membeli sapi yang harganya murah, dan harus ditelusuri asalnya. Karena sapi yang berasal dari Jawa Timur tidak boleh sampai keluar. Selain itu, apabila menemukan ada sapi yang sakit, harus segera diisolasi.

"Saya sarankan pada pemilik sapi yang sakit, diisolasi atau dipotong saja untuk memutus rantai penyebaran virus," katanya.

Selain pemeriksaan fisik, pihaknya juga melakukan penyemprotan desinfektan terhadap kandang sapi serta sapi-sapi di dalam pasar hewan. Penyemprotan desinfektan juga dilakukan terhadap truk yang membawa sapi, serta sapi-sapi yang baru tiba di pasar hewan.

Sebelumnya ditemukan wabah PMK yang menjangkiti ribuan ternak di Jawa Timur. Penyakit ini merupakan penyakit hewan menular karena serangan virus ke ternak seperti sapi, kerbau, kambing, kuda, dan babi. Namun penyakit ini tak menular ke manusia. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement