REPUBLIKA.CO.ID, SALATIGA -- Kendati kasus Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) mulai merebak di sejumlah daerah di Provinsi Jawa Tengah, stok daging baik daging sapi maupun kambing bagi kebutuhan daerah ini disebut masih aman.
Guna mengantisipasi agar penyakit pada hewan ternak ruminansia ini tidak mewabah lebih luas, langkah-langkah antisipasi juga terus diupayakan oleh Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (Disnakkeswan) Provinsi Jawa Tengah.
Hal ini diungkapkan oleh Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo usai meresmikan SMA Al Azhar 30 Kota Salatiga, Jawa Tengah, di lingkungan Kumpulrejo, Kecamatan Argomulyo, Kota Salatiga, Jumat (13/6/2022).
Menurut gubernur, stok daging di Jawa Tengah hingga hari ini tidak terganggu. Upaya penanganan cepat kasus temuan PMK juga dilakukan oleh Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Tengah dengan membentuk tim Unit Reaksi Cepat (URC).
Pemprov Jawa Tengah, melalui jajaran Disnakkeswan juga terus melakukan pengawasan dan kontrol terhadap temuan kasus PMK di daerahnya. "Sampai saat ini, Jawa Tengah sih masih terkontrol dan beberapa kasus yang ada menurut dokter hewan bisa diobati,” jelasnya.
Ganjar juga menyampaikan, sekarang ini upaya surveilans yang dimintanya telah berjalan dan Surat Keputusan (SK) Gubernur Jawa Tengah segera diterbitkan. Harapannya tim URC bisa berjalan, bergerak dan jangan sampai terlambat.
"Saat ini, yang sudah pasti, kasus temuan PMK pada hewan ternak ini sudah terdeteksi di tiga daerah di Jawa Tengah, yang meliputi Kabupaten Boyolali, Kabupaten Sragen, serta Kabupaten Rembang," katanya menambahkan.
Maka upaya untuk meningkatkan kewaspadaan seperti memperketat lalu lintas masuknya hewan ternak dari daerah lain juga sudah dilakukan dengan ketat di perbatasan.
“Semua kita awasi dan kita periksa dengan control yang ketat. Kita juga sudah bicara dengan Kapolda, Krimsusnya sudah siap untuk mendukung langkah-langkah dalam mencegah penyebaran PMK ini," katanya.