REPUBLIKA.CO.ID,SALATIGA -- Indonesia merupakan alah satu negara yang memiliki kekayaan alam yang melimpah dan sumber daya manusia (SDM) yang besar. Namun kemampuan masyarakat untuk mengolah dan memanfaatkan kekayaan alam masih sangat kurang.
Belum seimbangnya pemanfaatan SDM dengan Sumber Daya Alam (SDA) yang melimpah ini, masih menjadi problem bagi kemandirian Indonesia dalam banyak hal, salah satunya kemandirian atas sumber energy.
“Ini yang kita sayangkan,” ungkap Komisaris Utama PT Pertamina, Basuki Tjahaja Purnama (BTP) saat menjadi pembicara pada acara Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) Leaders Forum, yang digelar di Balairung UKSW, di Salatiga, Jawa Tengah, Jumat (13/5).
Hal tersebut, jelas mantan Gubernur DKI Jakarta ini, turut dirasakan PT Pertamina, saat permintaan untuk memasok minyak dunia sangat tinggi, di lain pihak kapasitas yang mampu disediakan masih cukup terbatas.
Menurutnya persoalan tersebut kembali merujuk pada persoalan ketertinggalan kemampuan SDM di Indonesia. “Maka untuk memacu semangat SDM Indonesia, kita perlu menggandeng sejumlah partner strategis,” lanjutnya.
Ia juga menjelaskan, kendati langkah Pertamina masuk ke industri petrokimia tergolong terlambat, menurutnya itu menjadi salah satu langkah strategis yang bakal menentukan keberhasilan misi Pemerintah.
“Khususnya dalam melaksanakan transformasi ekonomi --dari yang semula berbasis komoditas-- menuju industri pengolahan bernilai tambah tinggi,” tambahnya.
Terkait dengan ini dibutuhkan banyak tenaga terlatih dan terdidik untuk dapat mengolah SDA yang tersedia dan menjadi kekayaan bangsa. Artinya Pemerintah penting menyediakan lembaga pendidikan khusus.
Dengan begitu, mesin- mesin berteknologi tinggi tidak lagi dikuasai oleh asing. “Sebaliknya –sudah saatnya—kemapuan untuk menguasai teknologi itu dimiliki putra- putri terbaik bangsa ini,” tegasnya.
Di lain pihak, BTP juga juga meminta kepada kampus --sebagai penghasil akademisi terbaik-- juga tidak menutup diri terhadap perkembangan teknologi yang semakin pesat, di era sekarang ini.
Untuk itu, ia pumengapresiasi kegiatan semacam leaders forum yang digelar oleh civitas akademika UKSW Satya Wacana ini. Pasalnya forum ini menjadi wadah diskusi guna mengawal visi Indonesia Maju 2045.
Melaui forum ini, para peserta dapat saling belajar bertukar pandangan dan pemikiran. “Termasuk hari ini pun, saya juga banyak mendapat tambahan pengetahuan dari para dosen, pimpinan serta para peserta di kampus ini,” tandasnya.