REPUBLIKA.CO.ID,YOGYAKARTA -- 'Aisyiyah dihadapkan pada tantangan dan permasalahan yang semakin kompleks saat memasuki abad kedua dalam menjalankan dakwahnya. 'Aisyiyah pun semakin dituntut untuk memperluas jangkauan dakwahnya sesuai dengan perkembangan zaman, kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Hal ini disampaikan Ketua Umum PP 'Aisyiyah, Siti Noordjannah Djohantini dalam kegiatan tasyakur milad ke-105 dan halal bihalal, Kamis (19/5). Milad kali ini mengusung tema 'Sukses Muktamar ke 48: Perempuan Mengusung Peradaban Utama'.
Dalam memperluas dakwahnya sesuai perkembangan zaman, menurut Noordjannah, diperlukan intensitas dan kualitas dakwah pencerahan 'Aisyiyah. Hal ini agar masyarakat lebih mengedepankan keadaban mulia, kebaikan, kecerdasan, keilmuan, dan keutamaan sebagai bentuk peradaban utama.
"‘Aisyiyah sebagai komponen perempuan berkemajuan dalam satu kesatuan gerakan dengan Persyarikatan Muhammadiyah, senantiasa mengarahkan gerakannya di berbagai bidang secara modern dan berkesinambungan, sehingga dari tahap ke tahap mengalami kemajuan kualitas sampai ke tingkat unggul," kata Noordjannah.
Ia juga menyampaikan bahwa gerak ‘Aisyiyah di seluruh tingkatan dituntut semakin tanggap dalam memahami dan memberi solusi atas masalah-masalah sosial. Lebih khusus terkait masalah keluarga, anak, dan perempuan.
Noordjannah menegaskan, 'Aisyiyah harus menjadi kekuatan keagamaan yang memberikan edukasi dan menjadi pemandu moral yang mencerahkan. Terutama terhadap generasi milenial yang hidup di tengah perubahan sosial dan tantangan zaman yang sangat kompleks.
Menurutnya, berbagai kelompok sosial termasuk generasi milenial memerlukan sentuhan dakwah dan tabligh yang menggembirakan, memberikan optimisme, menggelorakan daya hidup maju, dan menanamkan nilai-nilai kebaikan utama. Dengan begitu, diharapkan masyarakat makin berkeadaban dan berkemajuan.
"Kini seluruh aspek dan garapan ‘Aisyiyah harus terus ditingkatkan kualitasnya sehingga menjadi yang terbaik di atas rata-rata dari yang lain. Proyeksi kemajuan yang berkualitas tersebut sejalan dengan cita-cita ‘Aisyiyah untuk mewujudkan Khaira Ummah yang secara khusus terkait dengan tujuan ‘Aisyiyah Muhammadiyah yaitu terbentuknya masyarakat Islam yang sebenar-benarnya," ujar Noordjannah.
Di usianya yang sudah 105 tahun ini, Noordjannah menekankan pentingnya 'Aisyiyah untuk terus mengembangkan etos dan spirit kemajuan secara terus-menerus. Dengan tujuan untuk membangun kehidupan umat dan bangsa yang berkemajuan menuju peradaban utama.
Untuk itu, lanjutnya, usaha-usaha dan dakwah ‘Aisyiyah harus dinamisasi dari akar rumput sampai ke tingkat nasional dan global. Diharapkan, kehadiran ‘Aisyiyah semakin meluas dalam menebar Islam berkemajuan yang lahir dari perempuan Islam berkemajuan.
Noordjannah pun menyampaikan apresiasi dan penghargaan kepada seluruh penggerak 'Aisyiyah yang telah berkiprah dalam membangun peradaban. Bahkan, gerakan dan kiprah 'Aisyiyah sendiri dilakukan hingga ke daerah terdepan, terpencil dan tertinggal (3T).
"Para penggerak ‘Aisyiyah yang hebat-hebat itu sejatinya merupakan aktor-aktor pembangun peradaban yang tujuan hidupnya mencari ridha dan karunia Allah SWT. Semoga semua diberi kesehatan dan kekuatan dalam menjalankan misi dakwah dan tajdid ‘Aisyiyah yang sangat mulia," jelasnya.
Terkait dengan menghadapi Muktamar Muhammadiyah dan 'Aisyiyah ke-48 yang dilaksanakan November 2022 nanti, Noordjannah mengajak seluruh kader di persyarikatan untuk melakukan persiapan. Termasuk menyemarakkan dan melaksanakan kegiatan tersebut nantinya dengan optimis.
Melalui muktamar, Noordjannah juga mengajak untuk membuktikan Muhammadiyah dan 'Aisyiyah sebagai organisasi modern dan pembaruan. Yang mana mampu bermuktamar dalam berbagai keadaan secara cerdas, optimis dan bergembira, menggunakan iptek dengan optimal, memupuk kebersamaan dan ukhuwah, mengembangkan syiar melalui berbagai media dan sarana.
"Serta mempersiapkan isi dan rancangan keputusan yang terbaik dan membawa kemaslahatan bagi kemajuan organisasi, umat, bangsa, dan kemanusiaan semesta," lanjut Noordjannah.