Ahad 29 May 2022 22:00 WIB

Kutowinangun Kidul Gali Potensi Wisata Sejarah yang Terkait dengan Pangeran Diponegoro

Watu Ceper tersebut merupakan tempat favorit Pangeran Diponegoro.

Rep: Bowo Pribadi/ Red: Muhammad Fakhruddin
Lukisan
Foto: wikimedia
Lukisan

REPUBLIKA.CO.ID,SALATIGA -- Pemerintah Kelurahan Kutowinangun Kidul, Kecamatan Tingkir, Kota Salatiga tengah mengkaji potensi pengembangan wisata sejarah dan religi ‘jejak’ Pangeran Diponegoro di wilayahnya.

Selain kajian, berbagai penelusuran peninggalan sejarah tersebut terus dilakukan guna melengkapi referensi berbagai kekayaan historis yang berhubungan dengan Pangeran Diponegoro.

Baca Juga

“Terkait dengan rencana pengembangan potensi wisata sejarah dan religi ini, kami bahkan sudah melakukan paparan kepada stakeholder terkait,” ungkap Lurah Kutowinangun Kidul, Titin Eka Novia, di Salatiga, Ahad (29/5/2022).

Ia menjelaskan, kekayaan sejarah tersebut berada di lingkungan Blondo, Kelurahan Kutowinangun Kidul tempat berdiam salah satu Senopati kepercayaan Pangeran Diponegoro yang bernama Johar Manik.

“Johar Manik merupakan salah seorang senopati yang menjadi komandan ‘Laskar Bulkiyo’ –semacam pasukan elit Pangeran Diponegoro-- yang berada di wilayah Salatiga dan sekitarnya,” jelas Titin melalui sambungan telepon.

Di lingkungan Blondo, juga terdapat beberapa petilasan dan beberapa bukti –yang secara historis—terhubung dengan sejarah Pangeran Diponegoro seperti makam Johar Manik, beberapa petilasan dan jejak- jejak sejarah lainnya.    

Selain makam Johar Manik di pemakaman Tanggulayu, Nanggulan juga ada beberapa makam pejuang juga yang terhubung secara historis dengan perlawanan Pangeran Diponegoro terhadap kolonialisme bangsa Belanda.

Kemudian juga ada satu kawasan yang dahulu pernah digunakan untuk medan berlatih perang Laskar Bulkiyo di Salatiga, kesenian tradisional ‘prajuritan’ yang dikembangkan oleh para anggota Laskar Bulkiyo.

Termasuk juga Pasar Sudiran yang menjadi potensi ekonomi sekaligus memiliki nilai sejarah. “Semua potensi ini bisa menjadi laboratorium sejarah perjuangan Pangeran Diponegoro di Kota  Salatiga,” tegasnya.

Hal ini diamini oleh Agustina Sri Kuntarsih, salah satu cucu canggah Johar Manik. Menurutnya, sebelum Pangeran Diponegoro datang di perundingan --yang kemudian dijebak oleh Belanda-- sempat bertemu Johar Manik di Watu Ceper.

Karena Watu Ceper tersebut merupakan tempat favorit Pangeran Diponegoro saat menemui Senopatinya tersebut.

“Dalam pertemuan ini, Pangeran Diponegoro juga berpesan kepada Johar Manik, apa pun yang terjadi dalam perundingan tersebut, perjuangan harus diteruskan dan tidak boleh kalah melawan penjajah,” jelasnya.

Sri Kuntarsih menambahkan, di area tersebut juga terdapat Selo Tirto Manik yang sumber airnya tak pernah surut. “Airnya dimanfaatkan masyarakat di lingkungan Blondo hingga saat ini.

Dikatakan pula, setelah Johar Manik gugur, jasadnya dimakamkan di pemakaman Tanggulayu,  Nanggulan. “Johar Manik meninggal karena ditombak oleh pasukan ‘londo ireng’ atau pasukan pribumi yang memihak Belanda,” tegasnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement