Senin 30 May 2022 07:34 WIB

Platform Belajar.id, Ubah Kebiasaan Guru Sejak Pandemi

Saat pandemi terjadi, kebanyakan guru bingung menggunakan platform apa.

Pembelajaran daring (ilustrasi)
Foto: KPM
Pembelajaran daring (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, "Dulu guru itu sampai bertumpuk-tumpuk kertas ulangan murid di mejanya sampai tidak ada tempat, sekarang semuanya paperless."

Begitulah penuturan Komang Budiadnya, guru di SMA Negeri 2 Banjar, Buleleng, Bali Utara, yang juga bertindak sebagai Kapten di program Belajar.id. Menurut Komet Budi, sapaan akrab Komang, sebelum para guru mengaktivasi akun Belajar.id, saat ulangan dan tugas harian, para siswa masih memakai kertas.

Kondisi ini berubah ketika pandemi Covid-19 melanda Indonesia pada awal Maret 2020. Pembatasan tatap muka mulai diterapkan oleh pemerintah. Para guru dan siswa pun menjalankan pembelajaran jarak jauh (PJJ). Platform Belajar.id mulai diperkenalkan pada Desember 2020 yang membuat guru dan siswa melakukan pembelajaran daring.

"Saat pandemi terjadi, kebanyakan para guru kebingungan menggunakan platform apa yang akan digunakan untuk PJJ. Ada yang pakai WhatsApp aja, ada yang pakai Zoom. Karena saat itu kan terjadinya juga tiba-tiba dan kita belum siap sama sekali,” jelas Komet Budi saat dihubungi, Kamis (12/5/2022).

Selain itu, dulu pembelajaran itu guru hanya menerangkan materi di papan tulis dengan kapur atau spidol, tanpa ada variasi. Dengan platform Belajar.id, model pembelajaran lebih variatif. Para guru bisa menggunakan model pembelajaran abad ke-21 berbasis TIK, misal flip class (kelas terbalik), problem-based learning, project-based learning, dan SOLE atau Arena Belajar Mandiri.

Perubahan lainnya dirasakan oleh siswa SMK yang sedang menjalani Praktik Kerja Lapangan (PKL) di dunia industri yang relevan. Dulu, guru sulit untuk memberi bimbingan jika mereka kesulitan. Melalui akun Belajar.id, kini siswa bisa berkonsultasi dengan guru lewat  Google Meet  atau  Google Classroom jika ada pertanyaan selama PKL atau magang.

Hal lainnya, Komet menjelaskan bahwa tugas-tugas guru menjadi lebih mudah dengan adanya platform Belajar.id ini. Misal, guru memiliki lebih banyak ruang untuk menyimpan data di Google Drive, keamanan data pun terjamin dan tidak perlu lagi flashdisk. Ada juga fitur Drive Bersama, untuk dipakai sekolah saat perlu berbagi data dalam kepanitiaan bersama dan penyimpanan data tata kelola administrasi sekolah.

Komet mengatakan, setelah guru merasakan manfaat akun Belajar.id, angka aktivasi mulai naik perlahan. Pengalaman paling melekat adalah saat Komet mendampingi guru untuk melakukan aktivasi demi program PPDJ (Pendidikan Profesi Guru dalam Belajar) untuk sertifikasi guru. Saat itu ada 300-an guru yang belum melakukan aktivasi, padahal tenggat waktunya 12 April 2022.

"Saya selaku Kapten Belajar.id dari Bali, hanya diberi waktu cukup singkat saat itu. Kami berstrategi, dengan melakukan WhatsApp blast ke 300 guru, dan menghubungi mereka person to person. Kami layani pendampingan 1x24 jam hingga mereka berhasil aktivasi Belajar.id dan menggunakannya dengan lancar," ungkap Komet.

Hingga per 13 Mei 2022, angka aktivasi akun Belajar.id di Provinsi Bali menempati urutan 5 secara nasional dengan persentase aktivasi 42,65 persen, berdasarkan data dashboard aktivasi akun Belajar.id daerah.

Saat ini, selaku Kapten Belajar.id, Komet dibantu oleh sembilan orang Co-Kapten untuk mendampingi seluruh guru di Provinsi Bali yang membutuhkan bantuan aktivasi akun Belajar.id. "Kami membuat call center. Jadi, bagi guru yang bertanya bisa mengisi Google Form, nanti dilayani. Jadi sistemnya satu pintu untuk menjawab masalah-masalah, misal reset admin, pengelolaan akun, dan lain sebagainya," katanya.

Platform Belajar.id jadi terobosan saat pandemi

Menurut Kepala Dinas Pendidikan Kepemudaan dan Olahraga Provinsi Bali, Boy Jayawibawa, sebelum ada akun Belajar.id ini, pihaknya sudah membiasakan Satuan Pendidikan SMA/SMK melakukan pembelajaran berbasis TIK sejak 2018 dengan aplikasi Jejak Bali serta beberapa Satuan Pendidikan dengan LMS berbasis Moodle.

"Lahirnya platform Belajar.id menjadi terobosan untuk meningkatkan pemanfaatan TIK dalam pembelajaran tentunya dengan nilai-nilai kearifan lokal Bali," kata Boy , Rabu (18/5/2022).

Saat ini, para guru terdorong untuk melakukan aktivasi akun Belajar.id karena prasyarat untuk akses portal pembelajaran dan program Kemendikbudristek, seperti daftar PPGJ, Sekolah Penggerak, Guru Penggerak, Akses Raport Pendidikan, SIM PKB, dan Pelaporan BOS.

Upaya Disdik Bali untuk mempercepat aktivasi akun Belajar.id, kata Boy, dilakukan melalui sosialisasi akun Belajar.id kepada operator Satuan Pendidikan pada Desember 2020. Sedangkan khusus pelatihan guru jenjang SMA/SMK/SLB se-Provinsi Bali dilakukan secara daring selama 3 hari dengan peserta 2.329 guru di Januari 2021.

Selain itu, menurut Boy, Disdik juga mengadakan pelatihan pengembangan karier pendidikan dan tenaga kependidikan bagi 435 guru pada Juli 2022 dengan disisipkan materi Belajar.id. Pelatihan admin Belajar.id juga dilakukan bagi admin SMA, SMK dan SLB se-Kota Denpasar pada Januari 2022.

Disdik Bali juga telah mengadakan optimalisasi akun Belajar.id dan Chromebook sebagai solusi pembelajaran digital. Pelatihan ini dilakukan secara tatap muka dan daring pada 26-27 April 2022.

Aktivasi akun Belajar.id menjadi prioritas agar lebih banyak guru dan peserta didik merasakan manfaatnya dalam proses kegiatan belajar mengajar. Maka, peran Kapten dan Co-Kapten sangat penting untuk mempercepat aktivasi akun Belajar.id.

Menurut Komet Budi, sebagai Kapten di Provinsi Bali, ia memegang peranan dalam pemecahan masalah, troubleshooting dari masalah yang dilaporkan para admin sekolah dari semua jenjang pendidikan. "Nah, kami ini muaranya di kapten, bahkan juga memberi pelatihan luring dan daring juga," katanya.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement