REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua DPP Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Trimedya Panjaitan menyentil langkah Gubernur Jawa Tengah (Jateng) Ganjar Pranowo yang terlihat ambisius untuk bisa maju sebagai calon presiden (capres) 2024. Padahal, sambung dia, selama delapan tahun sebagai gubernur, tidak ada prestasi yang menonjol.
"Ganjar apa kinerjanya delapan tahun jadi Gubernur selain main di medsos apa kinerjanya?" ucap anggota Komisi III DPR tersebut di Jakarta, Rabu (1/6).
Menurut Trimedya, Ganjar terlihat bermanuver untuk bisa menjadi capres 2022. Hal itu jelas sudah melewati batas ketentuan partai. Dia pun menukil sebuah istilah yang populer digunakan orang Jawa, yaitu Ganjar sudah kemlinthi, yang artinya sok, songong, atau congkak. "Tolong gambarkan track record Ganjar di DPR kemudian sebagai gubernur selesaikan Wadas itu. Selesaikan rob itu," ujarnya.
Trimedya juga heran selama Ganjar menjabat gubernur, malahan tingkat kemiskinan di Provinsi Jateng meningkat. Selain itu, tingkat kemiskinan ekstrem di Jateng juga meluas. Dari sebelumnya lima daerah kini menjadi 19 daerah. Hal itu baru diketahui dari Surat Edaran (SE) Kementerian Sekretariat Negara Wakil Presiden No. B-38/KSN/SWP/KK.04.01/02/2022.
Baca: Masjid Kampus UGM dan Teori Jarum Suntik Anies, Ganjar, dan Ridwan
Dari SE itu ditetapkan, ada 212 kabupaten/kota di 25 provinsi yang masuk prioritas percepatan penghapusan kemiskinan ekstrem. Untuk Jateng, ada 19 daerah, dari sebelumnya hanya lima daerah, meliputi Kabupaten Brebes, Pemalang, Banyumas, Kebumen, dan Banjarnegara.
Adapun, kini ke-19 daerah yang masuk kemiskinan ekstrem, mencakup Kabupaten Banyumas, Purbalingga, Banjarnegara, Kebumen, Wonosobo, Magelang, Boyolali, Klaten, Karanganyar, Sragen, dan Rembang. Berikutnya, Pati, Demak, Kendal, Batang, Pekalongan, Pemalang, Tegal, dan Brebes.
Trimedya juga mempertanyakan berapa infrastruktur yang sudah dibangun Ganjar selama menjadi gubernur Jateng. "Berapa jalan yang terbangun kemudian sekarang diramaikan kemiskinan di Jateng malah naik. Tolong masyarakat juga apple to apple memperbandingkan," ujar Trimedya.
Mengacu berbagai fakta itu, ia menduga, langkah Ganjar berkeliling daerah maupun berbagai dukungan dalam bentuk deklarasi sangat menunjukkan tidak bisa menahan syahwat politik. Safari Ganjar yang berkunjung ke Provinsi Sumatra Utara dan Sulawesi Selatan, misalnya, menunjukkan jika ia memang sudah tidak menghormati institusi partai.
Trimedya pun mengingatkan Ganjar untuk bisa menaruh respok kepada petinggi partai. "Bagi saya sebagai kader PDI Perjuangan, Ganjar tidak menghargai Ibu (Megawati)," ujar Trimedya.