REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) pada hewan ternak masih terus terjadi di Indonesia termasuk Malang Raya. Hal ini menyebabkan sejumlah peternak panik sehingga menjual sapi dengan harga murah.
Melihat kondisi tersebut, Wali Kota Malang, Sutiaji, mengimbau warga untuk tidak menjual sapi. "Kalau sehat, ya saya mohon (jangan dijual, red). Kalau merugikan, jangan (dijual, red), itu bisa diatasi. Kalau dijual murah-murah, yang rugi dia (para peternak, red)," kata Sutiaji kepada wartawan di Hotel Atria, Kota Malang.
Menurut Sutiaji, masyarakat sebenarnya tidak perlu khawatir dengan adanya wabah PMK. Pasalnya, tingkat kematian hewan ternak yang terkena PMK sangat kecil. Bahkan, nilai persentase kematiannya di bawah satu persen.
Peternak hanya perlu sabar karena hewan terpapar PMK akan sembuh dengan baik nantinya. "Jadi jangan terus dijual (sapi-sapi) dengan harga murah-murah, karena yang rugi peternak," kata pria berkacamata ini.
Untuk mencegah meluasnya PMK, Pemerintah Kota (Pemkot) Malang telah membentuk Satuan Tugas (Satgas). Pihaknya sudah berkeliling memantau PMK bersama Polri dan TNI di masing-masing lokasi. Langkah ini bertujuan untuk memitigasi penyebaran wabah PMK pada hewan ternak di Kota Malang.