REPUBLIKA.CO.ID,BANYUWANGI -- Kabupaten Banyuwangi memiliki kegiatan Festival Ngopi Kebangsaan di Desa Bulusari, Kecamatan Kalipuro. Kegiatan yang dilaksanakan baru-baru ini dihadiri langsung oleh Bupati Banyuwangi, Ipuk Fiestiandani dan Wakil Bupati (Wabup) Banyuwangi, Sugirah.
Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani mengatakan, Festival Ngopi Kebangsaan menyuguhkan kekayaan budaya dari berbagai suku dan etnis yang tinggal di bumi Blambangan selama bertahun-tahun. Keragaman suku, etnis dan budaya di Banyuwangi ini harus dirajut secara harmonis. "Dan Festival Ngopi Kebangsaan ini, bisa menjadi salah satu cara untuk merajut harmoni itu," ungkap Ipuk.
Ipuk berharap festival ini bisa semakin meningkatkan persatuan dan kerukunan warga Banyuwangi. Hal ini sesuai yang telah dicontohkan oleh para pahlawan dan pejuang di Kabupaten Banyuwangi pada zaman dahulu.
Menurut Ipuk, keragaman suku dan budayanya berhasil membawa Banyuwangi bisa bergerak maju seperti sekarang ini. Bahkan, keragaman ini sukses membawa keberkahan bagi daerah. Oleh karena itu, kerukunan semua elemen harus dijaga terus dan diharapkan bisa kompak.
Sementara itu, Wabup Banyuwangi Sugirah menjelaskan, berbagai etnis dan suku yang tinggal di Banyuwangi hadir di festival tersebut dengan pakaian adatnya masing-masing. Selain suku Osing yang merupakan penduduk asli, juga terdapat berbagai suku lain. Beberapa di antaranya seperti suku Jawa, Madura, Bali, Mandar-Bugis, Minang sampai etnis Tionghoa dan Arab.
Tidak hanya menyajikan atraksi budaya dari masing-masing suku dan etnis. Namun, sebagaimana tajuknya, juga dilengkapi dengan aneka kulinernya. Ada beragam sajian makanan khas Osing dan kopi-kopi asli Banyuwangi yang menggugah selera. Ditambah pula aneka kuliner dari suku Bugis, Bali, etnis Arab hingga Tionghoa.
"Mudah-mudahan ini bisa memperkuat persatuan sekaligus mendongkrak pembangunan ekonomi masyarakat Banyuwangi," jelasnya.
Adapun pemilihan Desa Bulusari sendiri sebagai destinasi wisata kebangsaan karena memiliki karakter keberagaman etnis. Selain itu, juga terdapat potensi alam yang melimpah seperti aneka kopi dan buah-buahan. Dengan demikian, konsep festival dibuat sebagai pasar Kebangsaan.
Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik M. Lutfi menambahkan, festival kali ini tidak sebatas pada kegiatan yang dilaksanakan pada hari H Namun rencananya akan dibuat menjadi destinasi wisata dalam bentuk Pasar Kebangsaan yang dibuka secara reguler. Langkah ini bertujuan menyatukan semua etnis dan diharapkan bisa dicontoh bahwa Banyuwangi dengan segala perbedaan tetap bersaudara.