REPUBLIKA.CO.ID,SOLO -- Dinas Perdagangan Kota Surakarta memastikan pedagang oprokan di Pasar Legi tidak lagi memenuhi jalan dan halaman pasar sehingga mobilitas masyarakat akan kembali normal.
"Nanti Sabtu malam Minggu (18/6) kami akan mulai menaikkan para pedagang oprokan ini kembali ke lantai tiga pasar," kata Kepala Dinas Perdagangan Kota Surakarta Heru Sunardi di Solo, Kamis (16/6/2022).
Ia mengatakan para pedagang oprokanyang nekat turun dan tidak menempati lokasi berjualan yang sudah disediakan jumlahnya mencapai 529 pedagang. Mereka mulai berjualan sekitar pukul 24.00 WIB.
Tidak hanya memenuhi halaman pasar, tetapi sebagian dari mereka juga berjualan di sepanjang Jalan Sutan Syahrir dan S Parman. Untuk penertiban pada Sabtu malam tersebut, pihaknya sudah melakukan koordinasi dengan instansi terkait.
"Kami juga melakukan sosialisasi kepada para pedagang ini sudah empat kali. Dulu alasannya kan karena pasar terbakar dan waktu itu belum selesai dibangun. Sekarang sudah selesai kan mau tidak mau mereka didorong masuk," katanya.
Ia mengakui adanya keluhan dari pedagang terkait tempat berjualan yang terlalu sempit. Meski demikian, dikatakannya, itu dilakukan untuk mengakomodasi seluruh pedagang oprokan agar bisa masuk pasar. "Ya namanya pasar oprokan, saya bilang pedagang yang legal yang punya SHP saja diatur mudah, kok ini diatur sulit," katanya.
Sementara itu, penataan pasar tradisional menjadi salah satu fokus program kerja Pemerintah Kota Surakarta. Selain memastikan ketertiban para pedagang, langkah penataan lain yakni melakukan revitalisasi sejumlah pasar tradisional.
Dalam waktu dekat ini, Pemkot Surakarta berencana melakukan revitalisasi Pasar Jongke dan Pasar Kabangan. Wali Kota Surakarta Gibran Rakabuming Raka mengatakan nantinya kedua pasar tersebut akan ditempatkan di satu lokasi. "Saat ini masih dalam tahap DED," katanya.