Selasa 21 Jun 2022 08:26 WIB

Sepekan tak Ditemukan, Tim SAR Hentikan Pencarian Korban Sungai Lukulo

Pencarian akan dilakukan lagi jika terdapat tanda-tanda mengarah pada penemuan korban

Rep: Idealisa Masyarafina/ Red: Fernan Rahadi
Korban tenggelam (ilustrasi)
Foto: Antara
Korban tenggelam (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, KEBUMEN -- Memasuki hari ketuju pencarian korban arus anak Sungai Lukulo, Kabupaten Kebumen, Tim SAR Gabungan memutuskan untuk menghentikan operasi SAR.

Pencarian masih dilakukan hingga Senin (20/6/22) pukul 16.00 WIB, sesuai dengan rencana Operasi SAR, namun hasil pencarian masih nihil. Pada pukul 17.00 WIB berdasarkan hasil koordinasi antara Tim SAR Gabungan bersama dengan keluarga korban, bahwa pencarian yang telah dilakukan sudah dengan semaksimal mungkin. Namun demikian belum membuahkan hasil yang diharapkan. Serta dengan tidak ditemukannya tanda-tanda penemuan korban, maka pencarian dinilai tidak lagi berjalan dengan efektif.

Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan Cilacap, Adah Sudarsa menyebutkan bahwa atas dasar hal tersebut, maka operasi SAR yang telah dilaksanakan selama tujuh hari ini dinyatakan selesai dan diberhentikan.

"Operasi SAR akan dilanjutkan kembali apabila terdapat tanda-tanda yang mengarah kepada titik terang penemuan korban," ujar Adah Sudarsa dalam rilis yang diterima Republika, Selasa (21/6/22).

Kronologis tenggelamnya korban yaitu terjadi pada Senin (13/6/2022) Pukul 19.00 WIB. Korban bernama Partiah (46 tahun) pulang dari hutan bersama dengan Lasini. Keduanya menyeberang anak Sungai Lukulo dengan kondisi arus yang deras dan menyebabkan keduanya terseret arus. Lasini selamat karena berpegangan pada pohon dan sempat menolong Partiah, akan tetapi Partiah tidak dapat tertolong dan terbawa arus.

Diketahui bahwa korban merupakan warga Dukuh Plipitan, RT 02 RW 04, Desa Giritirto, Kecamatan Karanggayam, Kabupaten Kebumen.

Adapun unsur Tim SAR Gabungan yang terlibat diantaranya Basarnas KPP Cilacap, Polsek Karanggayam, Koramil Karanggayam, BPBD Kebumen, PMI Kebumen, SAR MTA, KOWARA, Keluarga dan Masyarakat sekitar. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement