Kamis 30 Jun 2022 23:30 WIB

Disnakan Magetan Vaksinasi 2.500 Ekor Sapi untuk Cegah PMK

Secara total, populasi sapi perah di Magetan mencapai sekitar 753 ekor.

Disnakan Magetan Vaksinasi 2.500 Ekor Sapi untuk Cegah PMK (ilustrasi).
Foto: Dokumen
Disnakan Magetan Vaksinasi 2.500 Ekor Sapi untuk Cegah PMK (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID,MAGETAN -- Petugas dari Dinas Peternakan dan Perikanan (Disnakan) Kabupaten Magetan, Jawa Timur, memvaksinasi sebanyak 2.500 ekor sapi guna mencegah penularan penyakit mulut dan kuku (PMK) agar tidak semakin menyebar.

Kepala Disnakan Magetan Nur Haryani mengatakan vaksinasi PMK diberikan secara bertahap dan ditargetkan dari jatah 2.500 dosis akan habis dalam waktu delapan hari ke depan. "Kami target pelaksanaan vaksinasi PMK menyasar 300 ekor sapi per harinya. Total jatah Kabupaten Magetan kali ini adalah 2.500 ekor sapi. Rinciannya, 500 vaksin untuk sapi perah dan 2.000 vaksin untuk sapi potong," ujar Nur Haryani, Kamis (30/6/2022).

Baca Juga

Menurut dia, sasaran utama vaksin PMK diberikan pada sapi perah di Desa Getasanyar, Sidomulyo, dan Sumber Sawit Kecamatan Sidorejo. Hal itu karena di desa itu masih steril dari PMK. "Vaksin diberikan untuk sapi yang masih sehat. Kenapa sapi perah kami prioritaskan, hal itu karena petani sapi perah merupakan yang paling terdampak ekonominya atas wabah PMK kali ini," kata dia.

Secara total, populasi sapi perah di Magetan mencapai sekitar 753 ekor yang tersebar di Kecamatan Sidorejo, Poncol, Panekan, dan Plaosan. Namun, dari hasil pendataan petugas, hanya 50 persen dari jumlah populasi tersebut yang masih sehat dan bisa divaksin.

Nur Haryani mengakui jika jatah vaksin yang ada belum cukup untuk menyuntik seluruh populasi ternak sapi di Magetan. Sesuai data, di Magetan populasi sapi mencapai sekitar 118 ribu ekor sapi.

Data Dinas Peternakan dan Perikanan Magetan mencatat, hingga per Senin (27/6), sudah ada 2.242 kasus PMK di Magetan. Dari ribuan kasus PMK itu, sebanyak 1.009 ekor ternak di antaranya dinyatakan sembuh.

Sementara, ada 16 ekor ternak yang mati dan 10 ekor dipotong paksa. Sisanya masih dipantau untuk disembuhkan. Selain memaksimalkan pemberian vaksinasi, penanganan PMK di Magetan juga didukung oleh 680 mahasiswa peternakan dari Universitas Brawijaya Malang, yang melaksanakan kuliah kerja nyata (KKN) tematik.

"Kami optimistis wabah PMK dapat berakhir, utamanya di Magetan agar peternak tidak rugi. Seperti diketahui, wilayah Magetan dikenal sebagai sentra produksi daging sapi. Hal itu didukung dengan populasi ternak sapi potong yang melimpah," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement