Jumat 01 Jul 2022 16:43 WIB

Karakter BAKU

Karakter Kuat menjadi landasan penting untuk menguatkan Gen Z.

Generasi Z Ilustrasi
Foto: Pixabay
Generasi Z Ilustrasi

Oleh : Erik Hadi Saputra*

REPUBLIKA.CO.ID, Pembaca yang kreatif, pekan lalu pada waktu ba’da shubuh saya mengisi kajian MQ pagi bersama Ustaz Gatot Kunta Kumara dan Pak Huripudin, Kepala SMK Daarut Tauhiid Bandung. Perbincangan online itu mengarah kesalah satu bagian terkait pendidikan vokasi sebagai jawaban dari tantangan industri.

Kompetensi itu dibangun dari tiga hal yaitu hard skill, soft skill, dan karakter. Terkait karakter, saya juga terinspirasi dari karakter yang dibangun oleh Daarut Tauhiid yaitu karakter Baik dan Kuat (BAKU). Tentunya kita ingin generasi muda kita saat ini (Gen Z) memiliki karakter itu.

Karakter Baik yang terpancar seperti, memiliki kejujuran, pandai bersyukur dan ikhlas dalam menjalani banyak hal. Karakter Kuat ditunjukkan lewat semangat pantang menyerah (tangguh), menginspirasi orang lain, dan sabar dalam melewati tantangan.

Pembaca yang kreatif, kejujuran menjadi sangat penting ketika anak sedang menempuh pendidikan. Jujur bukan hanya dalam interaksinya dengan orang lain. Juga kejujuran kepada orang tuanya.

Kejujuran seperti memberi kabar sedang berada di mana ketika ditanya. Kemudahan dalam dihubungi, serta kejujuran dalam mengelola keuangan.

Satu kasus yang pernah terjadi, seorang ayah tiba-tiba mendatangi pelayanan akademik. Dengan tergesa-gesa si ayah ingin segera menuntaskan tagihan biaya praktikum yang didapatkannya dalam bentuk surat peringatan. Rincian biaya yang ada dalam surat itu menjelaskan jumlah tagihan dan diperuntukkan apa saja hal itu, disertai dengan kalimat yang memberikan peringatan jika tidak segera melakukan pembayaran.

Dikarenakan kekhawatiran menerima kabar ini dari anaknya, si ayah begitu khawatir mentransfer uang yang lebih dari 10 juta itu kepada anaknya. Lebih baik agar uang yang dipinjam dari koperasi kantor ini diantar langsung dan dibayarkan ke pèlayanan keuangan kampus. Setelah dicek ternyata surat itu palsu. Betapa ekspresi sedih terpancar di wajah di ayah, tidak habis pikir anaknya tega melakukan skenario itu.

Pembaca yang kreatif, pada akhirnya kita menyadari betapa pentingnya bersyukur dengan semua fasilitas yang ada. Jika hanya melihat orang lain mempunyai apa dan kita memiliki apa semakin lama terasa semakin lelah saja membandingkan itu semua. Toh pada akhirnya setelah mendapatkan apa yang diinginkan, orang itu belum tentu juga bahagia. Maka keikhlasan dalam menuntut ilmu itu memberikan ketenangan dan kelapangan dari tugas dan tantangan. Ketiga hal itulah yang membuat karakter Baik menjadi melekat dalam pikiran peserta didik.

Pembaca yang kreatif, karakter Kuat menjadi landasan penting untuk menguatkan Gen Z. Bekerja keras dalam menempuh pendidikan  membuat seseorang tidak mudah mengeluh. Apalagi jika keluhan itu ditulis dengan huruf kapital dan dibuat dalam stories. Teman-teman juga tidak nyaman melihat atau membaca status itu.

Satu hal yang selalu perlu diingat, mengeluh tidak akan menyelesaikan persoalan. Justru bisa membuat semuanya jadi runyam. Kembali kepada kita semua, mau concern pada aktivitas yang hanya sekedar basa-basi, atau aktivitas yang meningkatkan kompetensi, memberi inspirasi lewat karya yang diperoleh.

Prestasi yang ditunjukkan lewat medali menjadi bukti penting proses yang dijalani selama ini. Dan tentu itu ditunjukkan lewat kesabaran. Ketekunan dengan konsistensi yang terus istiqomah.

Ustaz Adi Hidayat menyampaikan bahwa orang sabar itu terlihat pada ketika menerima respons pertama kali. Mendengar, menonton, dan melihat kejadian dan langsung menerimanya dengan tenang. Kelapangan dada, kejernihan berpikir dalam hikmah, kemudian mendirikan shalat. Kemampuan seperti itulah yang terpancar dari Karakter BAKU (Baik dan Kuat). Sehat dan teruslah terinspirasi.

 

*) Kaprodi Ilmu Komunikasi dan Direktur Kehumasan & Urusan  Internasional, Universitas AMIKOM Yogyakarta.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement