REPUBLIKA.CO.ID,BANJARNEGARA -- Bakti Lingkungan Djarum Foundation (BLDF) menargetkan untuk melakukan penghijauan di kawasan candi melalui program Candi Darling (Sadar Lingkungan) hingga tahun 2025.
Candi Darling merupakan Salah satu lini program dari BLDF yang mengombinasikan upaya konservasi alam dan warisan sejarah dengan melibatkan Darling Squad, gerakan generasi muda berbasis digital dan aktivasi. Program ini telah menanam sebanyak 6.500 pohon dan semak di kawasan sekitar candi.
"Penanaman menargetkan seluruh situs warisan sejarah di Indonesia hingga 2025," ujar Program Associate BLDF, Abdurrachman Aldila dalam penanaman pohon di Kawasan Candi Dieng, Banjarnegara, Rabu (6/7/2022).
Ia menjelaskan, ada sebanyak 212 pohon dengan jenis cemara pua, kemuning, dan waru merah. Sedangkan 6.288 merupakan semak jenis Taiwan beauty, hanjuang, bayam merah, lily brazil, dan asparagus.
"Cemara Pua karena disini ada sulfur dan belerang untuk barikade hijau agar menjadi barrier untuk candi. Kemuning itu karena berbunga dan wangi yang meminimalisir bau belerang," jelas Abdurrachman.
Dalam giat Candi Darling, Darling Squad terlibat aktif dalam konservasi alam dan penghijauan di berbagai situs warisan sejarah. Sebanyak 80 Darling Squad dari Wonosobo dan Banjarnegara terlibat dalam penghijauan di sekitar Candi Arjuna, Candi Bima, Candi Gatotkaca, Candi Dharmacala, dan Candi Setyaki, di mana perawatan akan berlangsung hingga enam bulan. Bibit tanaman diambil langsung dari Pusat Pembibitan Tanaman (PPT) Bakti Lingkungan Djarum Foundation di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah.
Ia memaparkan, hingga Juni 2022, gerakan Siap Darling telah melibatkan 2.352 Darling Squad dari 295 kampus di 203 kota/kabupaten. Program Candi Darling ini telah dilaksanakan sejak 2019 dan telah melakukan penghijauan di delapan kawasan candi di Pulau Jawa, termasuk Kawasan Candi Dieng.
Pada 2019 telah dilakukan penanaman di Candi Prambanan sebanyak 5.296 bibit, dan Situs Ratu Boko dan Candi Ijo sebanyak 4.873 bibit. Pada 2020 penanaman di Kawasan Percandian Gedungsongo sebanyak 868 bibit, sedangkan tahun 2021 di Candi Barong, Candi Sambisari dan Candi Banyunibo sebanyak 10.027 bibit.
"Jika target tercapai pada tahun 2025, kami akan beralih melakukan penghijauan ke daerah kritis lainnya," kata Abdurrachman.
Menurutnya, program ini tidak bisa dilaksanakan sendiri, sehingga BLDF akan terus mengajak stakeholder terkait untuk bekerjasama dalam rencana penghijauan candi ke depannya.
Sementara itu, penanaman ini dilakukan bekerjasama dengan Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jawa Tengah untuk menentukan jenis-jenis yang tepat yang ditanam di sekitar candi.
Menurut Kepala Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Provinsi Jawa Tengah, Sukronedi, jenis-jenis yang ditanam dipilih berdasarkan kebutuhan candi yakni agar terhalangi sulfur yang berasal dari kawah Sikidang. Selain fungsinya, pemilihan jenis pohon juga didasarkan oleh beberapa syarat.
"Jaraknya harus diperhatikan, jangan terlalu dekat supaya akarnya tidak sampai mengenai candi yang dapat merusak," jelas Sukronedi.
Selain itu, daunnya juga tidak boleh berukuran kecil agar tidak menempel ke sela bebatuan dan sulit dibersihkan. Juga bukan pohon buah yang disukai burung, karena ada kemungkinan benihnya terbawa hingga ke candi dan tumbuh di sana.