REPUBLIKA.CO.ID,KULON PROGO -- Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara menandatangani prasasti penanda aset Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) pembangunan fasilitas perkeretaapian New Yogyakarta Internasional Airport dan underpass bandara.
"Karena aset ini aset yang dibiayai SBSN, kita beri penanda aset. Peresmiannya sudah tapi kita beri penanda supaya kita ingat bahwa project ini ada di daftar SBSN," katanya saat memberikan sambutan di New Yogyakarta International Airport, Kulon Progo, DIY, Kamis (7/72022).
Suahasil menyampaikan kereta bandara dan underpass dari dan ke YIA tersebut telah dimanfaatkan oleh banyak masyarakat yang berarti proyek SBSN telah memberikan manfaat maksimal. Perjalanan menuju YIA menggunakan kereta api bandara, ujarnya, dapat menghemat waktu tempuh dari pusat kota menjadi 40 menit dengan kapasitas penumpang 200 orang dan harga tiket sangat terjangkau yakni hanya Rp20 ribu.
Kereta bandara memiliki headway rata-rata 40 menit dengan perhentian 3 stasiun yakni Stasiun Yogyakarta, Stasiun Wates dan Stasiun YIA. "Tadinya hanya 8 rit bolak balik dan sekarang sudah 10 bolak balik. Ini artinya (aset) dimanfaatkan oleh masyarakat dan kita berharap ini akan terus dimanfaatkan dan memberikan manfaat yang maksimal," ucapnya.
Begitu juga dengan underpass YIA dengan bentang 1,4 kilometer yang mampu mempersingkat waktu tempuh dan memberikan akses yang lebih mudah bagi masyarakat ke bandara. Underpass dengan lebar 7,85 meter dan clearance atas 4,2 meter tersebut merupakan yang terpanjang yang ada di Indonesia.
Suahasil menegaskan bahwa pihaknya bekerja sama dengan pemerintah daerah terus mencari proyek infrastruktur potensial yang layak dibiayai oleh SBSN dan juga creative financing dan APBN. Pada kesempatan yang sama Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kemenkeu Luky Afirman menyampaikan bahwa alokasi APBN untuk pembiayaan proyek infrastruktur melalui SBSN dimulai pada 2013 hingga 2022 dengan total nilai mencapai Rp175,38 triliun.
Khusus untuk proyek SBSN di Yogyakarta yang dilaksanakan sejak 2015 hingga 2022, memiliki total alokasi mencapai Rp2,6 triliun. Pembiayaan tersebut terus meningkat dari yang awalnya Rp10 miliar pada 2015 menjadi Rp430,6 miliar pada 2022 untuk 14 projek. "Kita tidak hanya membangun hard infrastruktur tapi juga human capital, di UIN Yogyakarta yang gedung kuliahnya dibangun dengan SBSN," ucapnya.