REPUBLIKA.CO.ID,SEMARANG -- Berbeda dengan Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo yang melaksanakan sholat Idul Adha 1443 Hijriyah di lapangan Pancasila Semarang, Simpanglima, Wakil Gubernur (Wagub) Jawa Tengah, Taj Yasin Maimoen melaksanakan sholat idul Adha di Masjid Agung Jawa Tengah (MAJT), Gayamsari, Kota Semarang.
Dalam kesempatan ini Taj Yasin sekaligus mengisi khutbah di hadapan jamaah sholat Idul Adha di masjid terbesardi Provinsi jawa Tengah ini. Dalam khutbahnya, wagub menyampaikan perayaan Idul Adha 1443 Hijriah ini dapa menjadi momentum untuk menguatkan kebersamaan segenap umat muslim dan untuk mengucap rasa syukur.
Menurutnya, kebersamaan dan kegotongroyongan umat terbukti telah mampu mengentaskan dari badai Covid-19. Tak hanya itu, umat Islam Indonesia terbukti dapat berjuang dan berkorban dengan semangat persaudaran dalam menghadapi pandemi Covid-19 yang hingga kini masih terjadi.
Pun demikian dengan wabah penyakit mulut dan kuku (PMK) yang saat ini masih menyebar di berbagai daerah, sehingga kita semuanya harus mengucapkan rasa syukur kepada Allah SWT hingga saat ini masyarakat bisa menggelar kembali perayaan sekaligus sholat Idul Adha dengan jumlah jamaah yang lebih banyak.
“"Idul Adha kali ini kita patut bersyukur. (Salah satunya) jemaah haji Indonesia sudah berangkat menunaikan ibadah haji dan kita semua dapat merayakan Idul Adha di masjid- masjid,” jelasnya.
Untuk itu, Taj Yasin berpesan agar masyarakat terus waspada terhadap wabah PMK yang kini masih menyerang hewan- hewan ternak. Masyarakat diimbau agar tertib dalam memilih hewan, termasuk mengecek kondisi kesehatan maupun kelayakan hewan kurban, serta selalu berkoordinasi dengan instansi kesehatan terkait PMK dan Covid-19.
Di Jawa Tengah, pemerintah provinsi sudah mengedarkan kepada masyarakat dan pemerintah kabupaten/kota, untuk mengawasi rumah pemotongan hewan(RPH) serta menertibkan bagaimana berlangsungnya pemotongan hewan kurban. “Kita dorong ke RPH supaya tidak ada kerumunan dan menghindari penularan Covid-19 dan PMK,” lanjutnya.
Taj Yasin meminta kepada seluruh Juru Sembelih Halal (Juleha) di Jawa Tengah untuk terjun ke masyarakat. Pemprov Jawa Tengah telah melakukan pelatihan juru sembelih halal kepada masyarakat dan takmir masjid. Saat ini ada sekitar 100 lebih Juleha dari Santri Gayeng Nusantara (SGN) yang sudah langsung terjun ke Masyarakat.
Kepada juru sembelih yang turun di kampung- kampung juga diimbau untuk melaporkan kesehatan hewan kurban. Karena bukan hanya untuk disembelih tetapi ini juga berkaitan dengan masyarakat yang mengkonsumsi, sehingga harus halal dan higienis.
Kalau ada hewan yang sakit maka pemotongan harus ditunda karena prosesnya bisa dilakukan hingga tiga hari ke depan. “Saya juga berharap, para juru sembelih halal tersebut dapat mempraktekkan ilmunya dan sekaligus juga membagikan kepada masyarakat yang lebih luas,” tegas Taj Yasin.
Usai menunaikan sholat Idul Adha, wagub juga menyerahkan sebanyak menyerahkan hewan kurban. Jumlah hewan yang diserahkan sebanyak 39 ekor hewan kurban, yang terdiri dari 11 ekor sapi dan 28 ekor kambing kepada panitia pemotongan hewan kurban MAJT.