REPUBLIKA.CO.ID,PAMEKASAN -- Tim gabungan dari unsur TNI, Polri dan petugas penyuluh kesehatan hewan di Kabupaten Pamekasan, Madura, Jawa Timur kini terus memperketat pemeriksaan kesehatan sapi, menyusul banyak sapi warga yang sakit bergejala seperti terserang wabah penyakit mulut dan kuku (PMK) di wilayah itu.
Menurut Komandan Kodim 0826 Pamekasan Letkol (Inf) Ubaydillah, upaya petugas memperketat pemeriksaan kesehatan sapi itu, sebagai bentuk deteksi dini, sekaligus mencegah penyebaran. "Karena itu, gerakan serentak gabungan antara TNI-Polri bersama tim kesehatan hewan dari Dinas Peternakan Pemkab Pamekasan kami gencarkan, agar wabah PMK bisa segera teratasi," katanya saat memantau pemeriksaan kesehatan hewan di Larangan, Pamekasan, Jawa Timur, Senin (11/7/2022).
Ia menjelaskan pemeriksaan kesehatan hewan dilakukan petugas di jalur lalu lintas hewan antarkabupaten, yakni di perbatasan antara Kabupaten Pamekasan dengan Kabupaten Sampang, yakni di Jalan Raya Tlanakan. "Kami mendirikan posko PMK di sana, dan semua kendaraan pengangkut hewan ternak, terutama sapi kami hentikan," katanya.
Selain di Jalan Raya Tlanakan, petugas juga melakukan pemeriksaan kesehatan hewan di jalan jalur penghubung antara Kabupaten Pamekasan dengan Kabupaten Sumenep di Kecamatan Larangan. "Tapi khusus posko PMK di Larangan itu, hanya saat hari pasaran, yakni hari Sabtu dan Selasa saja, yakni saat pasaran sapi," katanya.
Pemeriksaan kesehatan hewan sebagai bentuk deteksi dini penyebaran wabah PMK itu juga digelar tim gabungan dengan mendatangi secara langsung rumah-rumah warga. "Petugas dari TNI-Polri yang kita tugaskan melakukan blusukan ini adalah anggota TNI yang memang bertugas melakukan pengamanan di desa, yakni Bintara Pembina Desa (Babinsa) dan Bhayangkara Pembina Keamanan dan Ketertiban Masyarakat (Bhabinkamtibmas)," kata Ubaydillah.
Berdasarkan data yang dirilis Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian dan Peternakan (DKPPP) Pemkab Pamekasan, Jawa Timur, jumlah sapi yang dilaporkan sakit dan bergejala seperti terserang wabah PMK sebanyak 5.207 ekor, terbanyak dibanding tiga kabupaten lain di Madura, seperti Bangkalan, Sampang dan Sumenep. Sedangkan jumlah sapi terdampak PMK se-Jawa Timur hingga 8 Juli 2022 sebanyak 145.094 ekor sapi.
Dari jumlah itu, sebanyak 33.555 ekor (23,13 persen) dinyatakan sembuh, lalu 109.659 ekor (75,58 persen) masih mengalami sakit, sebanyak 845 ekor (0,58 persen) mati dan 1.035 ekor (0,71 persen) dipotong paksa.