REPUBLIKA.CO.ID,SEMARANG -- Pemerintah berkomitmen mendorong transisi energi menuju energi yang bersih dan ramah lingkungan di berbagai daerah, salah satunya di kota Semarang dengan diresmikan dua Stasiun Pengisian Bahan Bakar Gas (SPBG).
Salah satu wujud komitmen itu adalah peresmian sekaligus pengoperasian Stasiun Pengisian Bahan Bakar Gas (SPBG) Penggaron dan SPBG Mangkang yang dilakukan oleh Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Tutuka Ariadji di Semarang, Jawa Tengah, Kamis (14/7/2022).
Hadir dalam peresmian tersebut, Sekda Provinsi Jateng Sumarno, Wali kota Semarang Hendrar Prihadi, Sekjen Dewan Energi Nasional Djoko Siswanto, Direktur Teknik dan Lingkungan Migas Mirza Mahendra, Direktur Pembinaan Program Migas Dwi Anggoro Ismukurnianto, Bupati Demak Eistianah dan SVP Downstream, Gas, Power & NRE Business Development & Portfolio PT Pertamina (Persero) Aris Mulya Azof, serta CEO Subholding Gas PGN Haryo Yunianto.
Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Tutuka Ariadji mengatakan bahwa peresmian dan pengoperasian SPBG ini merupakan bagian dari pemanfaatan dan perluasan gas bumi menuju Kota Semarang yang ramah lingkungan setelah diresmikannya SPBG Kaligawe pada tahun 2021.
Ia menjelaskan Presidensi G20 Indonesia fokus pada tiga sektor, salah satunya adalah transisi energi berkelanjutan dan untuk memastikan pembangunan masa depan yang berkelanjutan, serta menangani perubahan iklim secara nyata.
Presidensi Indonesia mendorong transisi energi menuju energi yang bersih dan ramah lingkungan dengan mengedepankan keamanan ketersediaan energi, aksesibilitas, dan keterjangkauan.
Menurut dia, gas sangat layak menjadi energi transisi menuju energi bersih karena pasokan mencukupi, sedangkan di sisi lain, isu polusi udara di kota-kota besar di Indonesia mendorong perlunya diversifikasi ke bahan bakar ramah lingkungan dan nilai keekonomian yang terjangkau.
"Pemanfaatan BBG diharapkan dapat menciptakan kualitas lingkungan yang lebih baik, mengurangi impor dan menurunkan nilai subsidi BBM," katanya.
Pemerintah, lanjut dia, mengapresiasi Pemprov Jateng dan Pemkot Semarang yang telah kooperatif untuk merealisasikan perluasan pemanfaatan BBG, termasuk PT Pertamina (Persero) dan subholding gas PT PGN Tbk beserta afiliasinya yang tetap berkomitmen untuk menyediakan gas.
"Pemerintah berharap komitmen tersebut adalah langkah awal yang akan diikuti dengan kerja sama lainnya untuk pemanfaatan dan perluasan penggunaan gas bumi demi terwujudnya Kota Semarang yang ramah lingkungan.Kerja sama ini diharapkan dapat diikuti oleh daerah-daerah lain sehingga sasaran Kebijakan Energi Nasional dapat diwujudkan bersama," ujarnya.
Pembangunan dan pengoperasian tiga SPBG yang ada di Kota Semarang merupakan bentuk komitmen dan kerja sama dari Kementerian ESDM, Pertamina Group, dan Pemerintah Kota Semarang untuk menginisiasi terciptanya ekosistem kota yang ramah lingkungan.
"Saat ini SPBG Kaligawe, SPBG Mangkang dan SPBG Penggaron siap untuk dioperasikan," ujar Tutuka.
Sekjen Dewan Energi Nasional (DEN) Djoko Siswanto mendukung pengoperasian SPBG di Kota Semarang karena sesuai dengan komitmen Indonesia mendukung pengembangan energi yang ramah lingkungan.
"Presiden Joko Widodo telah menandatangani Paris Agreement pada tahun 2016 di New York, dimana Indonesia berkomitmen mengurangi gas rumah kaca. Pada COP Glaslow disepakati Indonesia akan mencapai Net Zero Emission (NZE) pada tahun 2060 atau lebih cepat. Ini merupakan bagian dari upaya tersebut," katanya.
Sekda Provinsi Jawa Tengah Sumarno menyampaikan terima kasih atas dukungan pemerintah menjadikan Provinsi Jawa Tengah menuju kemandirian energi.
"Kami siap mendukung upaya pemanfaatan dan pengembangan gas bumi di Provinsi Jateng. Harapannya, Provinsi Jateng dapat menjadi role model daerah menuju kemandirian energi," ujarnya.
Sementara itu, CEO Subholding Gas Pertamina PT PGN Tbk, M. Haryo Yunianto, menyampaikan kesiapannya dalam pengoperasian ketiga SPBG di Kota Semarang tersebut untuk mendukung program konversi BBM ke BBG.
Sebagai informasi, SPBG Kaligawe berkapasitas 1 MMSCFD atau 30.000 lsp per hari dengan harga jual Rp4.500 per lsp dan SPBG ini sudah dapat berfungsi sebagai Mother Station, sedangkan SPBG Penggaron dan SPBG Mangkang masing-masing memiliki kapasitas 0,5 MMSCFD atau 20.000 lsp.
SPBG Mangkang telah selesai dimodifikasi dari OnlineStation menjadi Daugther Station, dan SPBG Penggaron dibangun sebagai Daughter Station.