REPUBLIKA.CO.ID,SEMARANG -- Pemerintah Provinsi Jawa Tengah dengan pemerintah negara Libya menjalin kerja sama bisnis bidang kelautan dan perikanan.
Wakil Gubernur Jawa Tengah Taj Yasin Maimoen di Semarang, Rabu, mengatakan bahwa kerja sama bisnis tersebut ditandai melalui nota kesepahaman antara Kamar Dagang dan Industri Jateng dan Kadin Tripoli.
"Mereka sudah menandatangani beberapa MoU dengan Kadin di Jateng, bahkan sudah beberapa melihat secara langsung produk-produk kelautan dan perikanan, dan beliau senang, termasuk salah satunya yaitu mesin kapal yang berkapasitas 6,5 GT," katanya di sela kunjungan rombongan Delegasi Libya di Balai Besar Penangkapan Ikan Tanjung Emas, Kota Semarang.
Menurut Wagub, rombongan Delegasi Libya yang dipimpin Jarnaz Mustafa Essa mengagumi mesin kapal (engine long tail) buatan Indonesia yang digunakan nelayan, khususnya Jawa Tengah, karena teknologinya sudah lebih maju seperti suara mesin tidak berisik dan menggunakan gas elpiji sehingga lebih hemat dibandingkan bahan bakar minyak (BBM).
"Mereka mengatakan ini inovasi yang bagus dan suaranya tidak bising. Yang mana di sana masih kebanyakan memakai solar," ujarnya.
Saat bertemu rombongan Delegasi Libya, Wagub juga memaparkan secara lengkap potensi kelautan dan perikanan di Jawa Tengah yang meliputi perikanan tangkap dan perikanan budi daya.
Produksi perikanan tangkap pada tahun 2021 sebanyak 352.939 ton dengan nilai produksi sebesar Rp3,9 triliun, sedangkan untuk produksi perikanan budi daya di tahun yang sama tercatat sebesar 523.357,99 ton dengan nilai produksi Rp10,3 triliun.
Volume ekspor produksi perikanan Jateng pada tahun 2021 sebesar 48.456 ton, sedangkan nilai volume ekspor tersebut adalah Rp4,27 triliun.
Tercatat ada lima negara tujuan utama ekspor kelautan dan perikanan dari Indonesia yakni Cina, Jepang, USA, Malaysia, dan Korea Utara.