REPUBLIKA.CO.ID, BANTUL -- Pendapatan di sektor pariwisata Kabupaten Bantul cukup tinggi untuk destinasi wisata terutama di kawasan Pantai Selatan. Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bantul mencatat pendapatan asli daerah (PAD) saat akhir pekan (weekend) mencapai sekitar Rp 200 juta.
"Pantai Selatan kurang lebih sekitar Rp 150-an juta sampai Rp 200 juta ketika Sabtu-Minggu, rata-rata (PAD) dua hari itu tiap minggu," kata Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Bantul, Kwintarto Heru Prabowo kepada Republika belum lama ini.
Jumlah kunjungan wisatawan di kawasan Pantai Selatan dalam beberapa pekan ini meningkat dari biasanya. Sabtu saja, katanya, rata-rata kunjungan wisatawan mencapai lima ribu sampai sembilan ribu pengunjung. Sedangkan, pada hari Ahad lebih tinggi dengan rata-rata sekitar 10-15 ribu pengunjung.
Angka kunjungan ini sudah naik, namun belum diatas sebelum masa pandemi Covid-19. Di tahun sebelum masa pandemi, katanya, tiap akhir pekan kunjungan wisatawan dapat mencapai 24 ribu sampai 27 ribu hanya dalam satu hari.
Pada hari biasa (weekdays), kunjungan wisatawan mencapai 4.000 sampai 5.000 per hari. Jika diakumulasikan dari hari Senin hingga Jumat, rata-rata kunjungan di tiap pekannya kurang lebih 23 ribu pengunjung di kawasan Pantai Selatan. "Kalau (PAD) dalam seminggu rata-rata Rp 250 juta-an," ujar Kwintarto.
Kwintarto menyebut, pekan lalu kunjungan wisatawan sempat turun mengingat terjadinya abrasi di kawasan Pantai Selatan, seperti yang terjadi di kawasan Pantai Depok akhir pekan lalu. Meskipun begitu, ia menyebut abrasi di kawasan Pantai Selatan merupakan siklus tahunan dan biasanya terjadi selama dua pekan.
Abrasi yang terjadi juga dinilai masih dalam ambang batas aman. Ia pun berharap kunjungan wisatawan di pekan ini kembali naik.
Kwintarto berharap agar tidak ada informasi terkait pariwisata yang disampaikan tidak mengkhawatirkan pengunjung. Pasalnya, saat terjadinya abrasi, Kwintarto menyebut banyak imbauan untuk tidak berwisata ke Bantul.
"Orang yang sudah terlanjur reservasi lalu di-cancel dan pelaku UMKM sudah siap-siap untuk menjual dagangannya kan ada risiko kerugian. Ini kan menjadi salah satu perlu menjadi pencermatan bersama dan mudah-mudahan informasi ini selalu berimbang, keselamatan itu menjadi yang utama, tapi kemudian informasi itu tidak membuat orang terlalu ketakutan," jelasnya.