Sabtu 23 Jul 2022 23:09 WIB

Dukung Produktivitas Petani SIG Bentuk Klaster Jagung di Rembang

Bonggol jagung bisa dimanfatkan untuk bahan bakar alternatif pengganti batubara.

Rep: Bowo Pribadi/ Red: Muhammad Fakhruddin
Bupati Rembang, Abdul Hafidz (tengah), Kepala Dinas Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah Provinsi Jateng, Ema Rachmawati (kanan), SVP of Supporting SIG, Muchamad Supriyadi (kiri) melaunching
Foto: Dok. Humas SIG
Bupati Rembang, Abdul Hafidz (tengah), Kepala Dinas Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah Provinsi Jateng, Ema Rachmawati (kanan), SVP of Supporting SIG, Muchamad Supriyadi (kiri) melaunching "Klaster Jagung" di Rumah BUMN, Rembang, Kamis (21/7).

REPUBLIKA.CO.ID,REMBANG -- Empat kecamatan di Kabupaten Rembang, Jawa Tengah dirintis menjadi klaster produksi jagung. Ke-empat kecamatan ini meliputi Kecamatan Gunem, Bulu, Pamotan dan Kecamatan Sedan.

Pembentukan klaster jagung ini merupakan implementasi dari program klasterisasi potensi daerah oleh Badan Usaha Milik Daerah (BUMN), dalam hal ini PT Semen Indonesia (Persero) Tbk (SIG).

Baca Juga

SVP of Supporting SIG, Muchamad Supriyadi mengungkapkan, ada sejumlah alasan mengapa SIG mendorong terbentuknya klaster produksi jagung di Kabupaten Rembang ini.

Salah satunya karena potensi produksi jagung di wilayah Kabupaten Rembang cukup besar, khususnya dari empat kecamatan, seperti Gunem, Bulu, Pamotan dan Sedan.

Selain itu, tanaman jagung yang dibididayakan para petani juga memiliki nilai ekonomi yang cukup tinggi guna memenuhi kebutuhan jagung di Jawa Tengah maupun kebutuhan jagung nasional.

Selain biji (jagung pipil) yang dihasilkan, tanaman jagung --mulai dari batang hingga daunnya-- juga dapat dimanfaatkan, sekaligus dapat dioptimalkan sebagai sumber  ekonomi tambahan. 

Bahkan, bonggol jagungnya juga dapat digunakan sebagai bahan bakar alternatif pengganti batu bara, oleh pabrik semen SIG (Semen Gresik) yang ada di Kabupaten Rembang.

Karena itu, ia berharap UMKM di Rembang yang memiliki lahan dan tanaman jagung juga dapat memacu produksinya, agar para petani juga bisa mendapatkan nilai tambah.

"Maka, dalam rangka meningkatkan produktivitas petani jagung di Kabupaten Rembang, SIG  membentuk klaster jagung di Kabupaten Rembang ini," jelas Supriyadi, Sabtu (23/7).

Kepala Dinas Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah Provinsi Jawa Tengah, Ema Rachmawati berharap dengan terbentuknya klaster jagung di Kabupaten Rembang nantinya juga dapat memenuhi kebutuhan pasar.

Selain itu --keberadaan klaster jagung ini-- diharapkan juga sapat membantu rantai suplai jagung. Sehingga hasil dari petani dapat memasok bagi kebutuhan industri hilir.

"Karena, selama ini UMKM pemilik lahan dan tanaman jagung dapat memproduksi, namun mereka juga menghadapi kesulitan dalam hal pemasarannya atau belum memiliki  pembeli," jelasnya.

Maka dengan pembentukan klaster jagung ini, tambah Ema, nantinya juga bisa memudahkan dalam  menentukan maupun dalam  mendapatkan pasar.

Senada dengan Ema Rachmawati, 

Bupati Rembang, Abdul Hafidz juga mengharapkan pembentukan klaster jagung ini juga dapat menjadi trigger bagi peningkatan kesejahteraan para petani jagung di daerahnya.

Sehingga para petani juga akan memiliki kebanggaan ketika mereka membudidayakan tanaman jagung. Apalagi berdasar keluhan para petani, mereka tidak memiliki kekuatan dan otoritas.

Sebab ketika panen banyak dan hasil  jagung melimpah maka harga akan jatuh, demikian halnya kalau produksi jagung kurang harga akan naik dan itu sudah menjadi prinsip ilmu ekonomi.

Namun dengan adanya klaster jagung ini diharapkan juga dapat memberikan solusi bagi problem yang masih dihadapi para petani, mulai dari hulu sampai sengan hilir pertanian jagung.

Kabupaten Rembang, masih jelas Hafidz, memiliki potensi hasil pertanian yang cukup besar, salah satunya adalah pertanian budi daya  jagung.

Namun faktanya petani jagung rata-rata masih menggunakan teknik konvensional di dalam prosesnya. "Sehingga hasil panen memiliki harga yang tidak stabil dan cenderung murah," tegasnya.

Selain itu tantangan yang dihadapi para petani selama ini adalah  limbah berupa bonggol jagung.  Maka pembentukan klaster jagung ini juga untuk memberikan solusi terhadap masalah bonggol.

"Karena limbah bonggol jagung  nantinya juga dapat dimanfaatkan menjadi bahan bakar alternatif pengganti batubara oleh pabrik semen, dari jagung yang dihasilkan," tandasnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement