REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi mengumpulkan puluhan pengemudi ojek online (Ojol) berjenis kelamin perempuan di lobby lantai 2 Kantor Balai Kota Surabaya, Senin (15/8). Eri mengatakan, dikumpulkannya para perempuan pengemudi Ojol tersebut untuk dilatih dan difasilitasi agar mendapatkan penghasilan tambahan. Eri mengaku tidak rela melihat perempuan menjadi pengemudi Ojol dan bekerja hingga larut malam.
Eri mengaku sudah lama meminta Kepala Dinas Sosial Surabaya, Anna Fajriatin untuk melakukan pendataan perempuan yang menjadi pengemudi Ojol untuk dibantu. Bantuan yang dimaksud adalah dengan memberi fasilitas dan pelatihan agar perempuan di Surabaya mendapat pekerjaan yang lebih layak dan aman.
“Nyuwun tolong Bu Anna, nanti suaminya juga didata. Pekerjaan suaminya apa, kalau memang pekerjaanya tidak pasti, tolong dilatih para ibu-ibu ini," kata Eri.
Berdasarkan pendataan yang dilakukan Dinsos Surabaya, setidaknya ada 246 pengemudi Ojol berjenis kelamin perempuan di Kota Pahlawan. Bukan sekadar didata, pengemudi Ojol perempuan itu kemudian dilatih dan difasilitasi dengan berbagai keahlian serta alat agar bisa memperoleh penghasilan secara lebih aman.
Mulai dari pelatihan menjahit, menyablon, dan membuat kue. Begitu dengan bantuannya, Pemkot Surabaya juga memberikan fasilitas mesin jahit, peralatan untuk sablon, hingga produksi pastry (kue). Eri berharap, ketika seorang ibu atau perempuan ingin mendapatkan penghasilan tambahan, agar dikerjakan dari rumah.
"Jangan sampai bekerja di luar rumah sehingga membahayakan dan tidak bisa memberikan pendampingan untuk anaknya,” ujarnya.
Eri menjelaskan, tujuan pemberdayaan perempuan pengemudi Ojol itu bukan hanya sekadar pelatihan dan membantu memberikan fasilitas alat saja. Akan tetapi, capaian akhirnya adalah bagaimana warga yang dibantu itu bisa mendapatkan penghasilan tetap dan layak setiap bulannya.
“Itulah output dan outcome dari Pemkot. Bukan setelah memberikan bantuan dan fasilitas selesai, bukan,” kata Eri.
Kepala Dinas Sosial Surabaya, Anna Fajriatin mengatakan, ada 246 pengemudi ojol perempuan yang terdata. Dari 246 itu, ada 59 yang sudah dilatih serta diberi fasilitas alat jahit, sablon, dan pastry. Anna mengaku, pihaknya telah berkolaborasi dengan Dinas Perindustrian dan Tenaga Kerja Surabaya.
"Sudah melatih 14 orang menjahit, kemudian 22 orang untuk menyablon, dan melatih 21 orang untuk pastry,” kata Anna.
Salah satu pengemudi ojol perempuan yang memperoleh bantuan, Ida Fajar mengaku terbantu dengan lanhkah yang diambil Pemkot Surabaya. Ida mengaku, selain mendapatkan pelatihan menjahit, ia juga mendapatkan alat mesin jahit. Ida berharap, pelatihan dan bantuan ini tidak sia-sia dan bisa berkelanjutan.
“Saya sudah ikut pelatihan, kami harap ke depannya bisa menambah penghasilan sehari-hari dan bisa digunakan untuk bayar sekolah anak saya,” ujarnya.