Kamis 18 Aug 2022 09:09 WIB

Terobosan Telemedicine Jembatani Heritage dengan Teknologi

Layanan scan lidah memanfaatkan AI untuk mendeteksi masalah kesehatan.

Logo Widya Herbal Indonesia
Foto: umgidealab.id
Logo Widya Herbal Indonesia

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Konsultasi secara daring merupakan salah satu pilihan yang sangat digandrungi belakangan ini. Baru-baru ini, pengobatan jarak jauh yang kerap dilakukan oleh masyarakat sering dilakukan masyarakat. Cara ini kerap disebut sebagai telemedicine. 

Telemedicine berasal dari dua suku kata dalam bahasa Yunani, yakni tele yang berarti jarak dan mederi yang berarti penyembuhan. Sehingga dapat dikatakan bahwa layanan telemedicine merupakan praktik penggunaan teknologi untuk dapat memberikan layanan kesehatan jarak jauh. 

Layanan ini dapat dilakukan oleh pasien kapan pun di manapun melalui telepon genggam. Tidak hanya melibatkan dokter saja, profesi apoteker pun bisa dijangkau menggunakan layanan jenis ini.

Keberhasilan terapi tidak hanya meliputi diagnosa yang tepat dan pemilihan serta pemberian terapi yang tepat nyatanya tidak cukup untuk menjamin keberhasilan pengobatan. Keberhasilan terapi dapat tercapai tidak hanya bergantung pada produk obat herbal yang aman, bermutu, dan berkhasiat saja, namun perlu didukung dengan pemberian konseling terkait penggunaan obat yang benar.

"Ini merupakan salah satu upaya kolaborasi antara dokter dan apoteker dalam meningkatkan kualitas hidup pasien,” ujar Chief Product Officer (CPO) Widya Herbal Indonesia, apt Risa Umari Yuli Aliviyanti, Rabu (17/8/2022).

Fitur layanan yang disajikan dalam aplikasi telemedicine Widya Herbal Indonesia meliputi layanan scan lidah, chat dokter, baca artikel, pesan obat herbal Widya Herbal Indonesia, serta informasi detail terkait dengan produk yang digunakan.  

Layanan scan lidah memanfaatkan Artificial Intellegence (AI) untuk mendeteksi masalah kesehatan. Bagian lidah yang dilihat untuk mendeteksi permasalahan kesehatan adalah warna lidah dan nodul atau papila. 

"Adanya perubahan warna pada lidah dapat menjadi awal gejala dari suatu penyakit. Hal ini perlu dipantau dan dievaluasi mendalam oleh tim medis profesional," ujar Chief Executive Officer (CEO) Widya Herbal indonesia, Aries Ikawati Arifah.

Meskipun mengaplikasikan teknologi dalam layanan Telemedicine, Widya Herbal Indonesia juga tetap mengedepankan heritage dalam bentuk produk herbalnya. Formula produk herbal berdasarkan resep nenek moyang, maupun hasil penelitian yang komprehensif terhadap bahan-bahan empiris. Bahan empiris merupakan bahan yang telah terbukti secara turun-temurun digunakan untuk pengobatan. 

Widya Herbal Indonesia terinspirasi dari kisah Abiyasa yang mengkonsumsi “sekar sekethi” (sejuta bunga) dan juga mineral (amerta) sehingga mampu berumur panjang hingga 5 Generasi (5G) dengan keahlian bertapa, tatanegara, dan pengobatan. 

Widya Herbal turut berkontribusi menjaga warisan budaya nusantara dengan mengolaborasikan kekayaan hayati nusantara dengan advanced technology, sehingga dapat menciptakan produk berdaya guna tinggi dengan basis digitalisasi menuju kemerdekaan obat tradisional. 

Produk Widya Herbal memiliki komposisi bahan alam multikomponen yang sinergis dengan focus longevity dan reverse ageing. Nama produk menggunakan Bahasa Sanskerta dengan mantra penyembuhan dan diformulasikan dengan nanoteknologi yang dapat meningkatkan penyerapan & distribusi obat hingga 60-80 persen sehingga efektif dan efisien.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement